Penukaran ini adalah yang kedua sejak gencatan senjata antara Hamas dan Israel berlaku Minggu lalu
GAZA PALESTINA — Hamas telah membebaskan empat tentara wanita Israel yang sebelumnya ditahan di Gaza, sementara 200 tahanan Palestina juga dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri konflik selama lebih dari 15 bulan, pada Sabtu (25/01/2025)
Mengutip laporan Al-Jazeera, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengonfirmasi pada hari Sabtu bahwa mereka telah memindahkan 128 tahanan Palestina ke Gaza dan Tepi Barat, sementara otoritas terkait menangani pemindahan dan pembebasan sisanya. Pertukaran ini menandai implementasi kedua dari kesepakatan yang mulai berlaku Minggu lalu.
Di Alun-alun Palestina Kota Gaza, puluhan pejuang Hamas dan Jihad Islam Palestina yang bertopeng berkumpul untuk menyambut kedatangan para wanita tersebut. Kerumunan besar warga Palestina juga terlihat di lokasi.
Baca juga Nasaruddin Umar Dinobatkan Menteri Terbaik 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran
Keempat wanita itu – Karina Ariev, Daniella Gilboa, Naama Levy, dan Liri Albag – diarak ke podium, melambaikan tangan dan tersenyum, mungkin karena tekanan. Mereka kemudian dibawa ke kendaraan ICRC untuk dipindahkan ke pasukan Israel.
.
Perwakilan ICRC dan seorang pejuang Hamas terlihat menandatangani dokumen sebelum pembebasan.
Baca juga BKN Larang ASN Pindah Instansi Selama 10 Tahun
Kemudian pada hari Sabtu (25/01/2025) , bus-bus yang membawa tahanan Palestina yang dibebaskan terlihat berangkat dari penjara militer Ofer milik Israel di Tepi Barat yang diduduki, segera setelah para tawanan Israel dibebaskan. Dinas Penjara Israel mengatakan bahwa seluruh 200 tahanan dibebaskan sesuai dengan daftar yang diterbitkan oleh Hamas.
Pembebasan di kedua belah pihak disambut oleh kerumunan warga Palestina yang bersorak di kota Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki, dan oleh warga Israel di Tel Aviv.
Tahanan yang belum dibebaskan
Israel mengatakan seorang tawanan sipil perempuan, Arbel Yehud, berusia 29 tahun, yang diharapkan akan dibebaskan pada hari Sabtu, tidak dibebaskan.
Dia diculik bersama pacarnya dari rumah mereka di pemukiman Nir Oz di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan hal itu merupakan pelanggaran gencatan senjata. Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Yehuda masih hidup dan akan dibebaskan Sabtu depan.
Baca juga Jepang Sediakan Loker Hingga 49 ribu Untuk Warga RI-Anda Berminat?, ini Syaratnya
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan warga Palestina di Gaza tidak akan diizinkan menyeberang kembali ke bagian utara wilayah itu sampai masalah tersebut terselesaikan.
Ratusan ribu warga Palestina telah mengungsi dari Gaza utara selama perang dan banyak yang berharap untuk kembali mulai hari Minggu.
Israel juga diperkirakan akan membuka perbatasan Rafah di selatan agar bantuan kemanusiaan dan pasokan komersial lainnya dapat masuk.
Baca juga Studi Tiru Pejabat Aceh Besar ke Lombok untuk Sebutan di SPPD, Diduga Hadiri Pesta Perkawinan
Hind Khoudary dari Al Jazeera, melaporkan dari kamp pengungsi Bureij di Gaza, mengatakan banyak warga Palestina menganggap pertukaran tawanan dan tahanan hari Sabtu sangat penting karena akan membuka jalan bagi kembalinya mereka ke Gaza utara.
Khoudary mengutip sumber yang mengatakan bahwa banyak warga Palestina yang mengungsi sudah berkumpul di dekat wilayah Wadi Gaza, berharap dapat menyeberang ke utara mulai hari Minggu.
Pertukaran hari Sabtu adalah yang kedua sejak gencatan senjata dimulai pada 19 Januari, ketika Hamas menyerahkan tiga warga sipil wanita Israel sebagai ganti 90 tahanan Palestina.[]