Fosil temuan tim KKN mahasiswa Unpad(DOK. Unpad)
PARIGI — Penanews.co.id – Aktifitas Mahasiswa saat melaksakan tri darma perguruan tinggi KKN pada sebuah daerah macam ragam aktifitas yang dilakukan baik formil maupun non formil, seperti mencari durian yang dilakukan Mahasiswa UNPAD.
Kisah yang dialami Mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) yang sedang menjalankan KKN (Kuliah Kerja Nyata) berniat mencari durian jatuh, malah menemukan fosil.
Dilansir Kompas.com, Saat itu Tim KKN kelompok 58 ini sedang mencari durian jatuh di pekarangan rumah Sukaedim, Kepala Dusun Mekarmulya Desa Bangunkarya, Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran.
Ketika sedang mencari durian, para mahasiswa justru menemukan potongan fosil Gastropoda dan Pelecypoda.
Ternyata temuan fosil ini justru menambah daya tarik wisata desa ini. Karena sebelum menemukan fosil di pekarangan warga, mereka juga sudah menemukan fosil lainnya dalam beberapa tahun terakhir.
Dosen pembimbing lapangan Dr. Mohamad Sapari Dwi Hadian mengatakan, temuan ini bisa dikembangkan menjadi Kampung Wisata Cisangkal.
Selain temuan dua potongan fosil tersebut, tim PPM Fakultas Teknik Geologi Unpad juga pernah menemukan potongan fosil seperti Cephalopoda, Conus, dan potongan gigi hiu Megalodon.
Temuan ini mengindikasikan bahwa kawasan tersebut sebelumnya merupakan bagian dari lautan.
“Temuan fosil menjadi potensi untuk akademisi dalam melakukan penelitian serta dapat menjadi daya tarik wisatawan,” kata Sapari, dilansir dari laman Unpad.
Menyadari bahwa temuan fosil tersebut dapat memiliki nilai tambah, tim PPM FTG Unpad yang diwakili Prof. Dr. Winantris serta Dr. Lia Jurnaliah kemudian melaksanakan program “Sosialisasi Fungsi Fosil dan Perintisan Museum Mini Dalam Rangka Pengembangan Potensi Geowisata Desa Bangunkarya, Kabupaten Pangandaran”, Sabtu (27/1/2024) lalu.
Kembangan potensi geowisata
Sosialisasi dilakukan sebagai sarana edukasi masyarakat Desa Bangunkarya dalam memperkuat menjadi kawasan Kampung Wisata Cisangkal.
Kegiatan diawali oleh pemaparan pengetahuan umum fosil, jenis fosil, serta bagaimana cara memperlakukan fosil dari awal ditemukan sampai dokumentasi yang harus dilakukan dengan teknik sederhana.
Masyarakat juga diajak melihat keadaan fosil secara langsung di lapangan, yaitu ke pekarangan rumah Sukaedi, lokasi terakhir penemuan dua potongan fosil tersebut.
Tim kemudian memberikan simulasi bagaimana tindakan yang tepat pada saat menemukan fosil.
Sosialisasi ini menjadi tahap dalam perkembangan potensi geowisata di Desa Bangunkarya, khususnya dalam perkembangan penelitian fosil.
Hal ini diharapkan dapat menambah ketertarikan wisatawan ke Kampung Wisata Cisangkal. Fosil yang melimpah ini akan menjadi potensi yang berguna di masa yang akan datang, bukan hanya untuk para akademisi namun juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar.[]
Baca juga; Nafas Sang Nabi: Teladan Kehidupan Berbangsa dan Beragama
Baca juga; 21 Komponen Komputer, berikut Fungsinya
Baca juga; Kecewa, Relawan Prabowo Pindah Dukungan ke Anies di Pilpres 2024
Baca juga; Kampus Merdeka Terjajah Pinjol, kata Dedi Iskandar soal Polemik bayar UKT dengan Fintech
Baca juga; THN AMIN Sumut: Jokowi Sangat Memalukan
Baca juga; Berlebihan; Tanggap TKD Prabowo-Gibran Sumut atas pernyataan THN AMIN Sebut Jokowi Memalukan