BAGDAD — Penanews.co.id — Kelompok Perlawanan Islam Katai’ib Hizbullah di Irak yang didukung Iran menyatakan mereka akan melanjutkan serangan sebagai bentuk perlawanan terhadap pasukan AS di negara tersebut dan di seluruh wilayah dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari Jumat, (09/02/2024).
Mereka mengatakan “serangan menyakitkan” dan “serangan luas” akan dilakukan dalam upaya mereka mengusir pasukan AS dari Irak.
Dilansir Alarabiya English, Pernyataan itu muncul beberapa hari setelah militer AS melakukan serangan pesawat tak berawak yang menewaskan seorang komandan senior Katai’ib Hizbullah.
Para pejabat AS mengatakan Abu Baqir al-Saadi, yang terbunuh, “bertanggung jawab secara langsung merencanakan dan berpartisipasi dalam serangan terhadap pasukan AS di wilayah tersebut.”
Pernyataan itu mengatakan bahwa AS melanggar apa yang disebut aturan keterlibatan ketika membunuh komandan Katai’ib Hizbullah. “Pasukan musuh yang menduduki… hanya memahami bahasa senjata,” gurau Perlawanan Islam.
Seorang pejabat AS mengatakan al-Saadi adalah pemimpin Kata’ib Hizbullah di Suriah. Secara terpisah, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada Al Arabiya English bahwa Presiden Joe Biden telah mengizinkan serangan itu “awal pekan lalu” setelah dia diberi opsi oleh Pentagon untuk membalas serangan pesawat tak berawak di Menara 22 di Yordania.
Baghdad segera mengutuk serangan AS dan mengklaim bahwa nyawa warga sipil diabaikan. Tidak ada warga sipil yang dilaporkan tewas. “Kami dengan hati-hati memilih target dan waktu untuk menghindari jatuhnya korban jiwa yang tidak bersalah,” kata pejabat pertahanan AS.
Pejabat itu juga mengulangi komentar para pejabat AS sebelumnya yang mendesak pemerintah Irak untuk mengendalikan milisi yang didukung Iran.
Washington dan Baghdad akan memulai kembali pembicaraan akhir pekan ini mengenai masa depan koalisi pimpinan Amerika untuk mengalahkan ISIS, kedua negara mengatakan pada hari Kamis.
Anggota parlemen Irak yang pro-Iran menyerukan diakhirinya segera kehadiran pasukan asing di negara tersebut. Milisi yang didukung Iran juga secara terbuka menyatakan niat mereka untuk mengusir pasukan AS dari negara tersebut.
Seruan ini meningkat setelah operasi AS bulan lalu yang memusnahkan pejabat milisi Irak yang didukung Iran.
Namun setelah serangan Menara 22 dan peringatan AS bahwa mereka akan merespons, Kata’ib Hizbullah mengatakan mereka menghentikan serangan terhadap orang Amerika untuk memberikan kesempatan kepada pemerintah Irak untuk menegosiasikan penghentian kehadiran pasukan AS di negara tersebut.
AS mengatakan akan ada respons multi-tingkat menyusul serangan di Yordania dan lebih dari 160 serangan terhadap pasukan AS di Irak, Suriah, dan Yordania sejak 17 Oktober.
Ketika ditanya apakah serangan pada hari Rabu itu adalah respons “bertingkat” yang terakhir, pejabat pertahanan AS mengatakan: “Presiden dengan jelas: Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk melindungi rakyat kami.”[°]
Baca juga; Warga Gaza khawatir masuknya Israel di Rafah akan ‘berakhir dengan pembantaian’
Baca juga; Guru Besar UIN Ar-Raniry Desak Bikin Petisi Demokrasi – Rektor: Bukan Wilayah Kita
Baca juga; Mengenaskan! 72% Kota Gaza hancur berantakan, dilihat dari Citra satelit
Baca juga; 25.000 warga Palestina melaksanakan salat Jumat di Masjid Al-Aqsa
Baca juga; PWI Aceh Besar dapat Kado Istimewa di Hari Pers Nasional
Baca juga; Wisata berakhir Duka di Bantul, 3 Orang Tewas akibat Bus Terguling