Kenali Dan Kendalikan Hipertensi, Sebelum Hipertensi Mengendalikan Kita

by
by
ilustrasi Hipertensi

JAKARTA — Penanews.co.id — Beredar mitos di masyarakat bahwa hipertensi hanya dapat terjadi pada usia tua. Sebenarnya informasi tersebut sangat menyesatkan. Semakin tua usia seseorang, risiko terjadinya hipertensi memang semakin tinggi, tetapi tidak menutup kemungkinan hipertensi juga terjadi pada usia muda. 

Mengutip artikel: dr. Meutia Gebrina, Sp.PD – RSAB Harapan Kita dari situs resmi Kemenkes RI. Sebetulnya, apa itu hipertensi? Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg pada 2 kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Dalam bahasa awam, hipertensi dikenal sebagai tekanan darah tinggi atau tensi tinggi. Selain faktor keturunan, hipertensi primer dapat disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat atau kondisi kesehatan tertentu (diabetes, obesitas).

“Saya tidak ada keluhan apa-apa dok, tapi kok tekanan darah saya tinggi?” Begitulah Healthies, sebagian besar kasus hipertensi memang tidak bergejala. Namun, tidak bergejala bukan berarti tidak berbahaya. Hipertensi lama-kelamaan dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi, di antaranya strokepenyakit jantung, penyakit ginjal, gangguan penglihatan, dan lain sebagainya. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memeriksakan tekanan darah secara rutin, karena hanya dengan pengukuran sajalah kita bisa mengetahui tekanan darah kita normal atau sudah tergolong hipertensi. Pemeriksaan rutin direkomendasikan bagi semua orang berusia lebih dari 18 tahun, sementara bagi usia lebih dari 50 tahun, pengukuran harus lebih sering.

Pengukuran menggunakan tensimeter, dalam posisi duduk nyaman, kaki menapak di lantai dan tidak menyilang, lengan yang akan diukur diletakkan setinggi dada. Tidak konsumsi kafein, merokok, atau berolahraga minimal 30 menit sebelum pengukuran. Sebelum pengukuran, minimal sudah duduk sekitar 5 menit dan pasien dalam kondisi tenang, sudah mengosongkan kandung kemih (sudah buang air kecil), dan tidak berbicara saat pengukuran berlangsung. Pakaian tidak ketat dan pemasangan manset tensimeter harus pas.

Baca Juga:  Saraf Terjepit: Penyebab, Gejala, Pengobatan melalui Fisioterapi

“Tekanan darah saya 160/100 mmHg. Tapi saya tidak pernah berobat karena saya dengar hipertensi tidak bisa sembuh.” Hipertensi memang merupakan penyakit kronis, atau penyakit menahun, yang umumnya tidak bisa sembuh total. Namun demikian, hipertensi harus kita kendalikan supaya tidak terjadi komplikasi di tubuh kita. Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan oleh pengidap hipertensi:

  • Kurangi asupan garam. Tidak hanya garam meja, tetapi juga makanan-makanan yang kandungan garamnya tinggi, seperti makanan cepat saji (burger, pizza), makanan berpengawet, keju, mentega, dan makanan kemasan (kerupuk, keripik).
  • Perbaiki pola makan. Kurangi makanan tinggi lemak, termasuk makanan yang digoreng. Perbanyak asupan serat seperti sayur dan buah-buahan.
  • Tingkatkan aktivitas fisik, rajin berolahraga
  • Tidur cukup, hindari stress berlebihan
  • Turunkan berat badan yang berlebih
  • Konsumsi obat-obatan secara rutin atas petunjuk dokter. Bila tekanan darah sudah turun, obat antihipertensi tetap diteruskan seumur hidup, kecuali bila dokter yang menghentikan. Obat-obatan antihipertensi tidak mengakibatkan gangguan ginjal. Gangguan ginjal justru terjadi akibat hipertensi yang tidak terkendali.
  • Stop merokok dan stop minum alkohol
  • Meskipun sudah minum obat antihipertensi, pola hidup sehat harus tetap dijaga.
  • Kontrol ke dokter secara berkala untuk memantau tekanan darah dan memantau komplikasi penyakit. Setiap kontrol ke dokter, tekanan darah akan diperiksa, apakah sudah terkendali atau belum. Tanyakan pada dokter Anda apakah tekanan darah Anda sudah terkendali. Bila tekanan darah belum terkendali, dokter dapat menyarankan untuk menambah jenis atau dosis obat-obatan.
  • Pemeriksaan tekanan darah secara mandiri di rumah (home blood pressure monitoring) juga sebaiknya dilaksanakan, karena terkadang tekanan darah di klinik tidak sama dengan variasi tekanan darah harian di rumah. Hal ini juga dapat membantu mengoptimalkan cara-cara konsumsi obat antihipertensi.
Baca Juga:  Wajib Tau! Cara Pertolongan Pertama Kaki Melepuh saat Ibadah Haji

Hipertensi seringkali tidak dikenali karena tidak bergejala, tetapi tetap berbahaya karena dapat mengakibatkan berbagai komplikasi. Pengukuran tekanan darah secara berkala adalah cara untuk mendeteksi hipertensi. Segera kendalikan hipertensi bila kita sudah mengenalinya, supaya tidak terjadi berbagai macam komplikasi dan kita dapat menjalani hidup kita dengan kualitas yang baik.[]

Baca juga; Lima Obat Hati, Berikut Asal Muasal dan Penjelasannya

Baca juga; Vincent Rompies Ngaku Berusaha Bertemu Keluarga Korban Bully Geng Tai

Baca juga; Khutbah Jumat: Mari Hidupkan Malam Nisfu Sya’ban

Baca juga; Pj Bupati Mahdi Pimpin Upacara Syahidnya Teuku Umar di Mugo

Baca juga; Panik! Penumpang Pesawat Ngaku Bawa Bom dalam Tas di Padang

BACA SELENGKAPNYA KLIK DISINI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *