PDIP-PKS berpeluang jadi oposisi tapi susah bersatu, begini faktornya

by
by
Arsip - Sekretaris Jenderal DPP PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi dan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto (ANTARA/HO-PKS)

JAKARTA — Penanew.co.id — Perhitungan suara Real Count sesuai dengan tahapan pelaksanaan pemilu baru selesai 20 Maret 2024. sejumlah partai politik telah merancang untuk beroposisi. Secara sejarah hanya 2 partai yang punya DNA Oposisi dan berpengalaman beroposisi.

Dua partai tersebut adalah PDI-P dan PKS, namun kedua mereka sulit untuk disatukan karena mempunyai idiologi bebeda

Meski begitu, peta perpolitikan menunjukkan tidak semudah itu koalisi bisa dibentuk, terutama dari partai yang punya ideologi berbeda.

Mengutip artikel Antara, Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM Arya Budi mengatakan bahwa PDIP dan PKS berpeluang menjadi oposisi terhadap pemerintahan 2024-2029. Meski begitu, kemungkinan kecil  mereka bisa bersatu.

“Iya, kalau mereka di luar pemerintahan itu sangat mungkin. Nah, pertanyaannya adalah di luar pemerintahan, bersatu di luar pemerintahan, itu yang kecil kemungkinannya,” kata Arya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu (2/3).

Ia melihat PDIP dan PKS justru memiliki logika berjalan masing-masing demi terwujudnya checks and balances untuk membentuk suatu pemerintahan yang demokratis.

Baca juga ; KIP Nagan Raya tolak permintaan saksi Partai Aceh untuk buka kotak suara

Dengan adanya mekanisme checks and balances ini masing-masing lembaga negara dapat mengawasi dan mengimbangi kekuasaan lembaga lainnya. Hal ini sesuai dengan cita-cita reformasi dan konstitusi UUD 1945 demi terciptanya penyelenggaraan negara yang akuntabel dan jauh dari kesewenang-wenangan.

Arya pun menganalogikan PDIP dan PKS bagaikan minyak dan air yang tidak bisa bersatu. 

“Karena, secara jarak ideologi mereka terlalu jauh, itu bagaikan minyak dan air. Itu akan repot, ribet,” tuturnya.

Oleh karena itu, menurutnya, hal yang paling mungkin bagi kedua partai ini berada di luar pemerintahan dengan berjalan sendiri-sendiri.

Baca Juga:  Ketua Dewan Pers Tidak Hadiri Sidang Perdana Gugatan PWI

Kondisi ini juga dapat mengambil ceruk suara pemilih yang tidak memilih pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.

Baca juga; Pleno KPU Tanjungpinang Ricuh, Polisi jadi sasaran Pemukulan

“Yang paling mungkin adalah dua partai ini di luar pemerintahan, tapi mereka berjalan sendiri-sendiri, tentu mereka akan tetap mengkritisi pemerintah dan mengambil ceruk untuk pemilih-pemilih yang tidak mendukung Prabowo-Gibran,” jelas Arya

Selain itu, dia menjelaskan bersatunya dua partai ini sebagai oposisi memiliki persentase kecil. Sebab, butuh motivasi yang besar untuk berada di luar pemerintahan, seperti kesamaan ideologi hingga platform politik.

“Hal ini berbanding terbalik apabila PDI Perjuangan dan PKS berada di dalam pemerintahan. Mereka dapat dengan mudah bersatu, walaupun memiliki jarak ideologi yang besar,” katanya.

Ia menyebutkan bersatunya dua partai itu didorong oleh adanya platform politik berupa kementerian. Di mana masing-masing partai merasa menjadi bagian dari proses pengambilan kebijakan publik.

“PDI Perjuangan dan PKS itu sangat berjarak secara ideologi dan standing point politiknya,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kamis (15/2), Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa partai berlambang banteng moncong putih itu siap berjuang sebagai oposisi di luar pemerintahan dan parlemen untuk menjalankan tugas check and balance.

Berdasarkan siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis, Hasto melihat pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kekuasaan yang terpusat memunculkan kemampuan untuk melakukan manipulasi, sehingga kekuasaan dan kritik dalam konteks kebijakan dan implementasinya dibutuhkan check and balance.

Menurutnya, berada di luar pemerintahan adalah suatu tugas patriotik dan pernah dijalani PDI Perjuangan pasca Pemilu 2004 dan Pemilu 2009.

Baca juga; Putusan MK Perintahkan Ubah Ambang Batas Parlemen 4%

“Ketika PDI Perjuangan berada di luar pemerintahan tahun 2004 dan 2009, kami banyak diapresiasi karena peran serta meningkatkan kualitas demokrasi. Bahkan, tugas di luar pemerintahan, suatu tugas yang patriotik bagi pembelaan kepentingan rakyat itu sendiri,” kata Hasto.

Baca Juga:  DSI Gelar Bimtek Hukum Acara arbitrase dan arbitrase syariah Serta TOT- trainer- Hakim dan Mediator arbitrase dan arbitrase syariah

Oleh karena itu, selain berjuang di luar pemerintahan atau di DPR, PDI Perjuangan akan berjuang lewat jalur partai.

Berdasarkan hasil hitung cepat dari sejumlah lembaga survei menyebut bahwa perolehan suara pasangan calon nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengungguli pasangan calon nomor 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan pasangan calon nomor 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md.[]

Baca juga; Hamas berharap Rusia jadi aktor utama penyelesaian konflik di Jalur Gaza

Baca juga; Hamas; tidak ada perbedaan antaranya dan faksi lainnya yang tidak dapat dijembatani untuk membentuk pemerintahan persatuan Palestina.

Baca juga; P2G minta program makan siang gratis tak gunakan anggaran pendidikan

Baca juga; Pleno KPU Tanjungpinang Ricuh, Polisi jadi sasaran Pemukulan

Baca juga; Pemuda Dengan Disabilitas Kali Pertama Lolos Seleksi SIPSS Polri 2024

BACA SELENGKAPNYA KLIK DISINI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *