KOPENHAGEN — Penanews.co.id — Kebakaran melanda Bursa Efek Lama Kopenhagen, salah satu bangunan paling terkenal di ibu kota Denmark, pada hari Selasa, melahap puncak menara yang runtuh dalam pemandangan yang mengingatkan kita pada kebakaran di Notre-Dame Paris pada tahun 2019.
Layanan darurat, karyawan Kamar Dagang Denmark, termasuk CEO Brian Mikkelsen, dan bahkan orang yang lewat terlihat membawa lukisan besar menjauh dari gedung dalam upaya menyelamatkan artefak bersejarah dari api.
“Kami menyelamatkan semua yang kami bisa,” kata kepala pemadam kebakaran Kopenhagen Jakob Vedsted Andersen kepada wartawan.Museum Nasional Denmark mengirim 25 pegawai ke lokasi kejadian untuk membantu mengevakuasi artefak budaya dan lukisan, katanya di X.
Bangunan bersejarah, yang puncak menaranya berbentuk ekor empat naga yang saling berjalin, sedang direnovasi dan dilapisi perancah ketika kebakaran terjadi.
Sebagian atap runtuh dan api menyebar ke beberapa lantai bangunan, kata Vedsted kepada wartawan.
“Selalu menyedihkan untuk memadamkan api di gedung-gedung tua,” katanya.Sekitar 120 orang bekerja untuk memadamkan api tetapi hanya sekitar 40% yang dapat dikendalikan, kata Vedsted, seraya menambahkan bahwa operasi pemadaman akan berlangsung setidaknya selama 24 jam.
Belum ada laporan mengenai korban cedera, kata polisi.”Foto-foto mengerikan dari Bursa. Sedih sekali. Sebuah bangunan ikonik yang sangat berarti bagi kita semua… Momen Notre-Dame kita sendiri,” tulis Menteri Pertahanan Troels Lund Poulsen di X.
Asap abu-abu tebal membubung di atas kota dan sirene terdengar saat layanan darurat dipanggil ke lokasi. Sekitar 90 wajib militer dari Royal Life Guards, sebuah unit tentara, membantu menutup dan mengamankan barang-barang berharga, kata militer.
“Saya sangat, sangat sedih… Awalnya saya tidak percaya hal itu benar,” kata guru sekolah Elisabeth Handberg, 80, seraya menambahkan bahwa dia dan murid-muridnya menyaksikan asap dari jendela kelas mereka.
“Anak-anak kelas lima saya mengatakan ‘itu sudah ada sejak zaman Raja Christian IV dan kemudian terbakar’. Mereka juga sangat tersentuh,” tambahnya. “Saya berharap itu akan dibangun kembali, tidak bisa dengan cara lain.”
Bangunan bergaya Renaisans Belanda ini tidak lagi menjadi tempat bursa saham Denmark, namun berfungsi sebagai kantor pusat Kamar Dagang Denmark.
Naga di atap
Bangunan ini awalnya dibangun untuk menampung kios-kios tempat diperdagangkannya barang-barang seperti teh dan rempah-rempah.
“Dibayangkan akan banyak emas yang dihasilkan untuk Denmark dan itulah mengapa mereka menempatkan naga di atasnya karena mereka dikenal menjaga emas,” kata peneliti senior di Museum Nasional Denmark, Ulla Kjaer, kepada Reuters.
Puncak menara juga memiliki tiga mahkota di puncaknya, melambangkan kerajaan besar Denmark, Norwegia dan Swedia, tambahnya.
“Puncak menara ini benar-benar ikonik dan tidak ada yang seperti ini di dunia,” kata Kjaer.
Kehadiran naga di atap dipandang secara simbolis melindungi pertukaran dari musuh, serta dari api, kata Dewan Keamanan di situs webnya.
“Bagian penting dari warisan arsitektur kami telah dan masih terbakar,” tulis Raja Frederiksen dalam postingan di Instagram. “Selama beberapa generasi, karakteristik puncak menara naga telah membantu mencirikan Kopenhagen sebagai ‘kota menara’.
“Perancah di sekitar gedung mempersulit layanan darurat untuk mencapai api, sementara atap tembaga memerangkap panas.
Kementerian keuangan terdekat dievakuasi akibat kebakaran tersebut, kata polisi.Belum jelas apa penyebab kebakaran tersebut.
Polisi Kopenhagen meminta masyarakat untuk menghindari mengemudi di bagian dalam kota.
Kamar Dagang Denmark, yang memiliki bangunan tersebut sejak tahun 1857, telah berupaya memulihkannya sesuai gaya Raja Denmark Christian IV, yang membangun bangunan tersebut pada abad ke-17.
“Warisan budaya Denmark selama 400 tahun terbakar,” tulis Menteri Kebudayaan Jakob Engel-Schmidt di X. “Bangunan ini penuh dengan seni yang menceritakan banyak tentang sejarah kita, tentang siapa kita sebagai masyarakat,” katanya kepada wartawan.[]