DUBAI, 25 April (Reuters) – Tim pertahanan sipil Palestina pada Kamis meminta PBB untuk menyelidiki apa yang dikatakannya sebagai kejahatan perang di sebuah rumah sakit Gaza, dengan mengatakan hampir 400 jenazah ditemukan dari kuburan massal setelah tentara Israel meninggalkan kompleks tersebut.
“Ada kasus eksekusi lapangan terhadap beberapa pasien saat menjalani operasi dan mengenakan pakaian bedah di Kompleks Medis Nasser,” kata pasukan pertahanan sipil pada konferensi pers, tanpa memberikan bukti apa pun.
Pihak berwenang Palestina pekan ini melaporkan menemukan ratusan mayat di kuburan massal di rumah sakit Nasser, fasilitas medis utama di Gaza tengah, setelah pasukan Israel menarik diri dari kota Khan Younis.
Mayat juga dilaporkan ditemukan di rumah sakit Al Shifa di Gaza utara, yang menjadi sasaran operasi pasukan khusus Israel .
Ketua hak asasi manusia PBB Volker Turk mengatakan pada hari Selasa bahwa dia “ngeri” dengan penghancuran fasilitas medis Nasser dan Al Shifa dan laporan tentang kuburan massal, menurut seorang juru bicara.
Prancis pada hari Kamis menyebut laporan tersebut “sangat mengkhawatirkan” dan menyuarakan seruan yang semakin besar untuk melakukan penyelidikan independen.
Militer Israel mengatakan klaim otoritas Palestina bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menguburkan jenazah “tidak berdasar dan tidak berdasar”.
Dikatakan bahwa pasukan yang mencari sandera Israel telah memeriksa jenazah yang sebelumnya dikuburkan oleh warga Palestina di dekat rumah sakit Nasser dan mengembalikannya setelah mereka diperiksa.
“Pemeriksaan dilakukan dengan hati-hati dan eksklusif di tempat-tempat yang intelijen mengindikasikan kemungkinan adanya sandera. Pemeriksaan dilakukan dengan hormat dengan tetap menjaga martabat almarhum,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Israel membantah membunuh orang-orang yang ditemukan di kuburan tersebut dan telah merilis rekaman yang menurut mereka menunjukkan orang-orang Palestina menggali kuburan tersebut sebelum operasi IDF.
Tim Pertahanan Sipil Palestina menuduh Israel mengubur sejumlah jenazah di kompleks Nasser dalam kantong plastik di kedalaman 3 meter (10 kaki), di mana jenazah tersebut dengan cepat membusuk untuk menyembunyikan bukti “kejahatan” mereka, termasuk penyiksaan, katanya.
Kantor kejaksaan di Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag sedang menyelidiki kedua belah pihak dalam perang Israel-Gaza , termasuk peristiwa 7 Oktober dan dampaknya.
Kepala Jaksa Karim Khan mengatakan timnya “secara aktif menyelidiki setiap kejahatan yang diduga dilakukan” di Gaza dan bahwa “mereka yang melanggar hukum akan dimintai pertanggungjawaban”.[]
Sumber; Reuters