Eksploitasi Anak Untuk Mengemis Masih Berlangsung di Negeri Syariah

by
by

BANDA ACEH – Penanews.co.id — Aceh, julukan sebagai negeri Serambi Mekkah dan hingga hari ini masih diberlakukan Syariat Islam, artinya semua aturan hidup didunia ini berdasarkan aturan Islam.

Aturan Islam hidup didunia ini itu termasuk mensejahterakan rakyatnya.

Buktinya rakyat belum sejahtera atau belum tersentuh pembangunan bersyarikat Islam, seperti fakir miskin yang masih menjadi peminta minta, padahal negeri syariat ini punya badan amal yaitu Baitul Mal.

Pantauan penanews.co.id di salah satu warung kopi kawasan Prada, Kota Banda Aceh, Kamis (02/05/2024),seorang anak mengemis dan mengamen dengan perangkat karaoke di warung tersebut. Kegiatan mengemisnya itu, mengganggu pengunjung warung kopi tersebut, karena anak perempuan tersebut seperti memaksa ketika meminta pada pengunjung warung.

Dengan memaksa, anak perempuan itu meminta makan atau uang pada pengunjung warung tersebut, seperti diutarakan salah seorang mahasiswa bernama Safira.

Bersama teman teman mahasiswa/i, Safira dan Zara sedang mengerjakan PR kuliahnya di Warkop tersebut, sangat terganggu kehadiran anak gepeng itu.

“Kami kan lagi kerja PR kuliah, yang harus selesai sekarang, dia datang seperti memaksa dan langsung duduk didampingi meja kami dengan menaruh perangkat ngamnennya di meja, langsung minta dibeliin nasi katanya lapar.

Safira itu karena tidak cukup uang untuk membeli nasi untuk anak pengemis tersebut hanya memberi Rp.5.000.- untuk jajan aja, setelah jajan anak tersebut masih kembali ke mejanya yang sedang mengerjakan PR.

Kami tidak ada uang kata Safira kepada penanews.co.id, mohon maklum kami kan mahasiswa

Safira meminta anak tersebut pergi namun tidak mau pergi, mau dimarahin, ya anak kecil.”sebut Safira lanjut Safira

“Harusnya, pemerintah punya perhatian untuk pengemis ini, karena sangat mengganggu, apalagi kami mahasiswa yang sedang kerjakan PR, kami kan juga kos kosan di Banda Aceh. Pemerintah kan punya anggaran dan lembaga untuk mensejahterakan rakyatnya.”sambung mahasiswi Sains dan Tehnologi salah satu PTS terkenal di Banda Aceh.

Baca Juga:  Dalam 14 Jam, Pembunuh Mahasiswa Dikosan Banda Aceh Ditangkap

Dari pantauan penanews.co.id, bukan hanya satu meja pengunjung Warkop tersebut, akan tetapi semua meja yang ada pengunjung diwarung itu di samperin anak tersebut dengan meminta.

Sementara pengelola warung kopi tersebut ketika ditanya penanews.co.id tentang keberadaan “gadis kecil” pengamen-pengemis itu, bahwa ada orang tuanya (ibunya) menunggu di halte (depan samping).

“Hampir setiap hari seperti ini bang, kalau kami usir kan tidak mungkin karena mengemis, cari makan, cuma pengunjung risih ketika ditariknya kursi dan langsung duduk disamping pengunjung, sementara mamaknya nunggu di halte itu.”sebut awak warung kopi di kawasan Prada Banda Aceh tersebut.

Sementara sejumlah pengunjung lainnya ketika diminta tanggapannya tentang kegiatan pengemis di Banda Aceh, mereka mengatakan anak dieksploitasi tidak hanya di warung kopi ini saja, ini hanya seorang, tapi hampir di setiap persimpangan lampu merah di ibu kota Provinsi Ujung barat Sumatera itu banyak anak usia sekolah yang meminta dan menjajakan makanan atau buah-buahan.

Mereka meminta kepada pemerintah untuk menjadikan perhatian khusus, tapiapakah berupa pembinaan dan hal lain, karena pemerintah Aceh dan kabupaten kota mempunyai lembaga, baik dinas sosial yang mempunyai urusan tugas perlindungan adak dan rehabilitasi sosial maupun lembagai baitulmal.[chliss]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *