DHAKA, Bangladesh — Penanews.co.id — Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina pada hari Kamis (02/05/2024) mengkritik pemerintah AS atas penggerebekan polisi baru-baru ini terhadap protes mahasiswa pro-Palestina di universitas-universitas AS.
Polisi AS telah menangkap ratusan mahasiswa minggu ini ketika administrator kampus berupaya untuk menindas perkemahan dan protes pro-Palestina.
Perdana menteri mempertanyakan apakah “langkah seperti itu merupakan bagian dari demokrasi AS.”
“Yang terbesar adalah 900 siswa dan guru ditangkap karena melakukan demonstrasi pro-Palestina. Hal ini telah terjadi di AS… ini adalah bagian dari demokrasi (AS), dan kita harus mendengarnya juga,” katanya pada konferensi pers setelah kunjungannya ke Thailand baru-baru ini yang berakhir pada hari Senin.
“Sungguh disayangkan mendengarkan ceramah tentang hak asasi manusia dari AS,” tambahnya.
“Insiden penembakan terjadi di sekolah, pusat perbelanjaan, dan restoran dan banyak orang meninggal. Tampaknya tidak ada satu hari pun di Amerika tidak ada orang yang terbunuh,” kata Hasina, seraya menambahkan: “AS harus mengurus situasi hak asasi manusia mereka terlebih dahulu,” tambahnya.
Mengulangi pendirian tegas Bangladesh untuk Palestina, Hasina mengatakan, Bangladesh mendukung Palestina dan akan mengirimkan lebih banyak dukungan kemanusiaan kepada mereka. “Apa yang terjadi di Gazi adalah genosida,” katanya.
Demonstrasi di kampus-kampus AS dimulai pada 17 April di Universitas Columbia untuk memprotes serangan brutal Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 34.500 warga Palestina dan melukai 77.700 lainnya sejak 7 Oktober.
Protes ini juga menjadi titik nyala bagi gerakan yang lebih luas untuk memprotes dukungan AS yang tak tergoyahkan terhadap perang genosida Israel, yang dipicu oleh serangan Hamas tahun lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Sumber; dilansir Anadolu Agency