Hamas desak penghentian bantuan dari udara setelah dua orang tewas akibat kegagalan parasut di Gaza utara

by
by
Paket bantuan kemanusiaan dijatuhkan di Jalur Gaza pada 9 Mei 2024. (Ahmad Gharabli/AFP)

GAZA PALESTINA — Penanews.co.id — Hamas pada hari Kamis menyerukan diakhirinya pengiriman bantuan melalui udara setelah dua warga Palestina tewas di Gaza utara ketika palet bantuan menabrak sebuah gudang setelah parasutnya gagal dibuka.

Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Yordania dan Perancis, telah melakukan bantuan rutin melalui udara di Gaza utara, di mana lembaga-lembaga kemanusiaan telah memperingatkan akan terjadinya kelaparan di tengah perang yang sedang berlangsung, yang dipicu oleh pembantaian Hamas pada tanggal 7 Oktober.

Dua orang tewas pada hari Selasa ketika parasut bantuan jatuh di atap sebuah gudang tempat warga berkumpul untuk mengumpulkan pasokan bantuan, sehingga total orang yang tewas ketika bantuan tidak jatuh menjadi sedikitnya 21 orang, menurut angka yang tidak diverifikasi dari Hamas otoritas di Gaza, dilansir The Time Israel Kamis (09/05/2024)

“Kami menegaskan kembali bahwa serangan udara menimbulkan bahaya nyata bagi kehidupan warga dan tidak memberikan solusi nyata untuk meringankan krisis pangan yang melanda Gaza utara,” kata kepala kantor media pemerintah Hamas di Gaza, Salama Marouf, dalam sebuah pernyataan.

“Kami menyerukan penghentian segera pengiriman bantuan dengan cara yang tidak efektif dan salah ini, dan kami menyerukan aktivasi penuh penyeberangan darat untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza utara.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, tengah, berjalan bersama Menteri Pertahanan Yoav Gallant, kiri tengah, dan Koordinator Senior Kemanusiaan dan Rekonstruksi PBB untuk Gaza, Sigrid Kaag, ke-2 kanan, di perlintasan perbatasan Kerem Shalom di Kerem Shalom, 1 Mei 2024. (Evelyn Hockstein/Foto Kolam Renang melalui AP)

Dengan hanya sedikit bantuan yang sampai ke wilayah utara dan peringatan PBB mengenai “kelaparan yang akan segera terjadi,” pemerintah negara-negara asing beralih menggunakan bantuan udara untuk menyalurkan bantuan ke wilayah tersebut.

Badan-badan bantuan mengatakan situasi memburuk minggu ini setelah pasukan Israel menutup Perbatasan Rafah dengan Mesir setelah mengambil alih wilayah Palestina pada Selasa pagi.

Bantuan juga belum disalurkan ke Gaza melalui penyeberangan utama lainnya antara Israel dan daerah kantong Palestina, Penyeberangan Kerem Shalom, setelah penyeberangan itu diserang roket tiga kali sejak Minggu. Serangan roket Hamas dari Rafah di persimpangan pada hari Minggu menewaskan empat tentara Pasukan Pertahanan Israel dan melukai 10 lainnya yang ditempatkan di dekatnya.

Baca Juga:  Di Tolak Menikah Karena Miskin, Pria di Amerika Balas Dendam Punya Harta Rp 2 T

Sementara itu, sebuah kapal kontainer Amerika yang memuat bantuan untuk Gaza meninggalkan Siprus pada hari Kamis dalam uji coba baru koridor maritim untuk mengirimkan bantuan ke wilayah yang terkepung melalui dermaga lepas pantai yang baru dibangun.

MV Sagamore berbendera AS meninggalkan pelabuhan Larnaca setelah dimuati dengan bantuan dari Inggris, Siprus dan AS, kata juru bicara pemerintah Siprus Yiannis Antoniou kepada kantor berita resmi CNA.

Insinyur militer AS telah membangun dermaga sementara untuk dipasang di pantai Gaza guna membongkar pengiriman bantuan maritim.

Tentara AS merakit Roll-On, Roll-Off Distribution Facility (RRDF), atau dermaga terapung, di lepas pantai Gaza pada 26 April 2024. (US Army via AP)

Badan-badan PBB dan kelompok bantuan kemanusiaan telah memperingatkan bahwa pengiriman melalui laut dan udara tidak dapat memberikan bantuan dalam jumlah yang diperlukan untuk mencegah kekurangan pangan akut bagi 2,4 juta orang di seluruh Gaza.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *