BANDA ACEH — Penanews.co.id — Penjabat Gubernur Aceh diwakili Pj.Sekretaris Daerah, Azwardi, melantik 7 (tujuh) Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA), di Anjong Mon Mata, Siang Komplek Meuligoe Gubernur Aceh di Banda Aceh Selasa, (21/05/2023) .
Dalam sambutannya, Penjabat Sekda Azwardi meminta kepada pejabat yang baru dilantik untuk melakukan percepatan realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) .
Pengamat Politik dan Kebijakan Publik, Dr.Usman Lamreung ketika diminta tanggapannya oleh media Penanews.co.id, Selasa (21/05) malam, tentang harapan Pj. Sekda Aceh, menyebutkan, apa yang disampaikan Pj.Sekda Aceh pada acara pelatikan pejabat tersebut juga menjadi harapan masyarakat Aceh.
“Namun patut menjadi pertanyaan apakah mutasi dan rotasi yang dilakukan Pj Gubernur Aceh sudah berbasis kinerja? Pertanyaan tersebut wajar untuk dipertanyakan, karena kami melihat mutasi yang dilakukan hanya merotasi dan pindah posisi saja, tukar menukar posisi Yang Dinas A pindah ke Dinas B, Dinas C pindah Ke Dinas D. Apalagi posisi yang dirotasi tidak dilakukan evaluasi berbasis kinerja.”sebut Usman Lamreung.
“Artinya rotasi jabatan bukan dilihat dari prestasi berbasis kinerja.”jelasnya
Direktur Lembaga Emerate Development Research ini menyebutkan, bagaimana mungkin tercapai sesuai dengan harapan yang di sampaikan Plt Sekda, karena orang yang dirotasi adalah orang yang sama, namun dengan posisi dan dinas berbeda. “Padahal mereka tidak ada prestasi selama menjabat di dinasnya sebelumnya.”sebut Doktor Ilmu Politik ini.
Ritual pergantian pejabat dalam lingkungan Pemerintah Aceh menurut Dr.Usman Lamreung, ditiap kepemimpinan tidak ada yang berubah polanya, dengan mekanisme yang sama, tanpa ada skema dan mekanisme yang jelas.
“Sehingga pergantian pejabat sering sekali melakukan kesalahan penempatan posisi, bukan berbasis bidangnya, dan parahnya lagi tidak ada indikator yang apapun saat penempatan posisi jabatan baru.”ujarnya.
“Padahal berharap dengan adanya mutasi akan ada perubahan dalam pencapaian kinerja sesuai program yang dirumuskan.”sebutnya.
Civitas Akademika salah satu PT ternama di Aceh ini menilai, sering terjadi pergantian pejabat pemerintahan Aceh terus berulang melakukan kesalahan yang sama, dengan menunjuk pejabat bukan dilihat dari berbasis kinerja dan prestasi.
”Malah pejabat yang ditunjuk sering banyak masalah, tetapi tetap saja mereka dipertahankan biarpun dengan posisi dinas berbeda.”jelas Usman Lamreung.
“Ini yang disayangkan, artinya mutasi yang diharapkan masyarakat bisa menyelesaikan masalah-masalah pada jabatan barunya, sayang sering terjadi bukan menyelesaikan masalah, tapi bertambah masalah.”pungkas Usman Lamreung kepada penanews.co.id.[]