Terbukti Melakukan Tindakan Asusila, Ketua KPU Hasyim Asy’ari Diberhentikan

by
by
Foto: Ketua KPU Hasyim Asy'ari (Anggi Muliawati/detikcom)

JAKARTA – Penanews.co.id — Ketua KPU Hasyim Asy’ari terbukti dalam sidang Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) melakukan tindakan asusila berupa melakukan pemaksaan hubungan badan terhadap anggota PPLN Belanda wilayah Den Haag. Kepada Hasyim Asy’ari DKPP menjatuhkan putusan etik berupa sanksi pemberhentian tetap dari jabatan Ketua KPU.

Kejadian asusila tersebut dilakukan pada selasa (03/10/2023) ketika KPU menyelenggarakan bimbingan teknik (Bimtek) pada anggota PPLN Belanda di Den Haag

DKPP mengatakan hubungan badan itu terjadi pada 3 Oktober 2023. Kejadian tindak asusila itu terjadi ketika KPU menyelenggarakan bimbingan teknik (Bimtek) di Den Haag.

“Pada kegiatan tersebut teradu hadir pada 3 Oktober 2023, dan menginap di hotel Van Der Valk, Amsterdam, Belanda, bahwa dalam sidang pemeriksaan pengadu mengaku pada malam hari pada 3 Oktober 2023 pengadu dihubungi teradu untuk datang ke kamar hotelnya, pengadu kemudian datang ke kamar hotel teradu dan berbincang di ruang tamu kamar teradu. Dalam perbincangan tersebut, teradu merayu dan membujuk pengadu untuk melakukan hubungan badan, pada awalnya pengadu terus menolak namun teradu terus memaksa,” ujar anggota DKPP Dewi Pitalolo saat membacakan pertimbangan putusan dalam sidang yang digelar di Gedung DKPP, Jakarta, Rabu (3/7/2024), seperti dilansir detik.com.

“Saya ulangi, namun teradu tetap memaksa pengadu untuk melakukan hubungan badan, pada akhirnya hubungan badan itu terjadi,” imbuhnya.

Dewi mengatakan korban mengalami gangguan kesehatan fisik pada 18 Oktober 2023. Korban juga, katanya, menjalani pemeriksaan pada dokter umum atas gejala yang dialami.

Dalam sidang pemeriksaan pengadu mengatakan setelah kejadian tersebut, seminggu kemudian pengadu mengalami gangguan kesehatan fisik pada 18 Oktober 2023 pengadu melakukan pemeriksaan dokter umum atas gejala yang dialami sebelumnya. Hasil konsultasi dengan dokter menganjurkan agar dilakukan pemeriksaan lanjutan bersama antara pengadu dengan teradu,” kata Dewi.

Baca Juga:  Anies-Ganjar di Sidang Sengketa Pipres 2024 Kompak Persoalkan Penyalahgunaan Kekuasaan

Menurut Dewi, pemeriksaan kesehatan ini juga dilaporkan korban ke Hasyim. Dewi menyebut Hasyim juga menjalani pemeriksaan tetapi di Indonesia.

“Pada 31 Oktober 2023 pengadu menghubungi teradu pesan WA agar teradu melakukan pemeriksaan kesehatan sebagaimana yang dianjurkan dokter, kemudian teradu menjawab ‘iya siap sayang’. Selanjutnya teradu mengirimkan hasil pemeriksaan teradu yang dilakukan teradu disertai caption semoga kita sehat selalu,” ucap Dewi.

“Dalam sidang pemeriksaan teradu mengakui kata ‘kita’ yang dimaksud WA adalah pengadu dan teradu.

Berdasarkan uraian di atas tersebut, DKPP menilai telah terjadi hubungan badan antara pengadu dan teradu pada 3 Oktober 2023,” lanjutnya.

Atas hal itu DKPP menjatuhkan sanksi pemberhentian tetap pada Hasyim. Dalam putusan itu juga DKPP meminta Presiden Republik Indonesia melaksanakan putusan itu paling lama 7 hari sejak putusan tersebut dibacakan.

DKPP juga meminta Badan Pengawas Pemilihan Umum untuk mengawasai pelaksanaan putusan tersebut.

Sumber dilansir detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *