BERLIN — Penanwes.co.id — Anwar El Ghazi telah membuat keputusan yang mencuri perhatian publik dengan berjanji menyumbangkan 500.000 euro, setara dengan sekitar Rp 8,6 miliar, untuk anak-anak di Gaza dari gajinya di klub Mainz 05. Jumlah tersebut mencakup sepertiga dari total gaji yang ia terima dari klub Jerman tersebut. Langkah ini diambil sebagai bentuk dukungan pesepak bola Belanda ini terhadap warga Palestina yang terdampak konflik dengan Israel.
Sebelumnya, klub Bundesliga tersebut sempat menskors El Ghazi karena unggahan di media sosialnya yang menunjukkan dukungan terhadap Palestina pada Oktober 2023. Unggahan tersebut muncul di tengah eskalasi konflik antara milisi Hamas dan Israel, yang memicu perang Gaza yang berkepanjangan.
Klub itu mengakhiri kontraknya bulan berikutnya.
Namun, pengadilan Jerman bulan lalu memutuskan bahwa penghentian kontraknya dengan Mainz dilakukan secara tidak sah. El Ghazi, yang kini telah bergabung dengan klub Cardiff City, sebelumnya memiliki kontrak dengan Mainz hingga 2025. Keputusan ini menunjukkan kompleksitas dan tantangan yang dihadapi pemain dalam mengekspresikan dukungan pribadi mereka di tengah situasi politik yang penuh gejolak, lansir Beritasatu.
Putusan Pengadilan Perburuhan Mainz memerintahkan klub Mainz untuk membayar gajinya selama sembilan bulan terakhir, dengan total 1,7 juta euro. El Ghazi mengatakan kepada Athletic bahwa ia telah menerima pembayaran sebesar 1,5 juta euro dari Mainz terkait pemecatannya.
Mainz telah mengikuti perintah pengadilan dan melakukan pembayaran tetapi mereka akan mengajukan banding terhadap putusan tersebut setelah menerima alasan tertulis untuk putusan tersebut, kata seorang perwakilan klub kepada Reuters pada Minggu (25/8/2024).
Pada hari Jumat, El Ghazi menulis di media sosial ucapan terima kasih kepada klub Mainz. “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Mainz atas dua hal. Pertama, atas bantuan finansial yang besar, 500.000 euro di antaranya akan digunakan untuk mendanai proyek-proyek bagi anak-anak di Gaza,” tulisnya di media sosial.
“Saya berharap Mainz, meskipun berulang kali gagal menghindari pembayaran jatuh tempo, terhibur dengan pengetahuan bahwa mereka, melalui saya, telah memberikan kontribusi finansial dalam upaya membuat kehidupan anak-anak Gaza sedikit lebih tertahankan. Kedua, dalam upaya membungkam saya, membuat suara saya semakin lantang untuk mereka yang tertindas dan tak bersuara di Gaza,” lanjutnya.[]