BANDA ACEH — Penanews.co.id — Akademisi Universitas Abulyatama DR. Usman Lamreung mengungkapkan bahwa Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut yang baru saja berlangsung, meninggalkan jejak tidak hanya prestasi olahraga, tetapi juga berbagai masalah yang memprihatinkan. Salah satu isu utama adalah keterlambatan pembayaran honor bagi sejumlah volunteer, Liaison Officer (LO), dan workforce yang terlibat.
Menurut Usman, mereka, adalah garda terdepan dalam kesuksesan event akbar ini, kini terpaksa menghadapi ketidakpastian terkait hak-hak mereka. Para volunteer dan LO memainkan peran krusial dalam menjaga kelancaran berbagai acara, mulai dari koordinasi hingga pelayanan kepada atlet dan pengunjung
“Namun, meski banyak dari mereka telah menyelesaikan tugas dengan penuh dedikasi, sejumlah individu masih menunggu honor yang dijanjikan. Keterlambatan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang manajemen sumber daya manusia dalam penyelenggaraan PON, serta kelalaian dari pihak panitia”, ungkap Usman.
Dari informasi yang diperoleh, sebagian volunteer telah menerima honor mereka, tetapi banyak yang belum. Hal ini menciptakan kesan adanya ketidakadilan dalam perlakuan, yang seharusnya tidak terjadi. Para relawan, yang telah mengorbankan waktu dan tenaga, berhak atas penghargaan yang setimpal, baik dalam bentuk honor yang sesuai maupun sertifikat penghargaan sebagai pengakuan atas kerja keras mereka.
Dalam konteks ini, Pengamat politik dan kebijakan publik itu mengharapkan Penjabat (Pj) Gubernur Aceh segera mengambil tindakan proaktif.
“Menyelesaikan masalah pembayaran honor harus menjadi prioritas untuk menunjukkan komitmen pemerintah terhadap kesejahteraan para relawan”. Katanya.
Selain itu, langkah tersebut juga bisa menjadi sinyal positif bagi masyarakat bahwa pemerintah menghargai kontribusi masyarakat dalam menyukseskan event berskala besar.
Tak hanya itu, mengadakan acara temu ramah bagi para volunteer juga dapat menjadi bentuk apresiasi yang nyata. Dalam acara ini, sertifikat penghargaan bisa diserahkan, memberikan pengakuan resmi atas kontribusi mereka. Hal ini tidak hanya akan membangkitkan semangat para relawan, tetapi juga memperkuat hubungan antara pemerintah dan masyarakat, saran akademisi itu
Sebagai langkah lanjutan, diharapkan adanya transparansi dalam proses pembayaran dan komunikasi yang lebih baik antara panitia dan para relawan. Dengan demikian, masalah serupa di masa depan dapat dihindari. Hal ini juga penting untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan event-event besar lainnya, lanjutnya.
Keputusan yang tepat dan tindakan cepat dari Pj Gubernur Aceh dapat menjadi titik awal untuk memperbaiki sistem dan menghindari masalah serupa di event mendatang. Ini adalah kesempatan bagi pemerintah untuk menunjukkan bahwa mereka tidak hanya menghargai prestasi, tetapi juga menghargai setiap individu yang berkontribusi dalam menciptakan momen bersejarah bagi Aceh dan Sumatera Utara, pungkas Usman.[]