PARIAMAN — Penanews.co.id — Banjir dan tanah longsor melanda Padang Pariaman, Sumatera Barat pada Jumat sore (4/10/2024). Bencana ini dipicu oleh curah hujan yang tinggi, yang menyebabkan Sungai Batang Ulakan, Batang Sei Gimba, dan Batang Tapakih meluap.
“Selain banjir intensitas hujan yang tinggi juga menyebabkan struktur tanah menjadi labil sehingga terjadi longsor,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya yang dikutip Sabtu (5/10/2024).
Akibat kejadian ini, 11 Nagari (Desa) di tujuh Kecamatan mengalami dampak banjir dan longsor. Wilayah yang terdampak mencakup Nagari Sungai Sariak di Kecamatan VII Koto, Nagari Gasan Gadang di Kecamatan Batang Gasan, Nagari Campago di Kecamatan V Koto, serta beberapa Nagari di Kecamatan Ulakan Tapakih dan Kecamatan Anam Lingkuang, termasuk Nagari Pauah dan Nagari Kapalo Koto di Kecamatan Nan Sabaris.
Menurut informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 1.102 KK atau sekitar 4.411 orang terkena dampak.
“Sebanyak 160 KK atau 480 warga dilaporkan mengungsi sementara, di masjid-masjid, balai masyarakat dan rumah tetangga serta kerabat yang tidak terdampak banjir dan tanah longsor,” ujarnya.
Material yang terdampak mencakup 1.615 unit rumah yang terendam, dua unit rumah yang tertimbun longsor, serta jalan penghubung antara Nagari Sungai Sariak dan Nagari Toboh Ketek yang tertutup material longsor. Jalan di Kecamatan IV Koto Aua Malintang juga terendam dengan kedalaman 50 hingga 100 cm.
Saat ini, beberapa daerah masih mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Pembersihan jalan di Kecamatan VII Koto terus dilakukan. BPBD Kabupaten Padang Pariaman bersama Dinas PUPR, TNI, Polri, dan pemerintah setempat telah berkoordinasi untuk melakukan pendataan dan penanganan bencana alam ini.
“Adapun kebutuhan mendesak untuk mempercepat penanganan meliputi penambahan alat berat, perahu karet, makanan siap saji, selimut serta dapur umum harus segera dipenuhi,” tuturnya.