DENPASAR — Penanews.co.id — Di tengah banyak berkembang isu akan mangkraknya penyelesaian pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, berbagai upaya dilakukan agar tercipta suasana hidup di sana. Namun itu butuh waktu.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak ingin IKN menjadi kota hantu atau tempat jin buang anak, harus terbangun keramaian disana.
Karena itu, ia menginginkan agar terus diciptakan keramaian di IKN. “Ini yang namanya keramaian, crowd, itu harus diciptakan terus, harus diadakan terus, sehingga sekali lagi ekosistem itu yang menjadi terbangun,” ungkap Jokowi, Senin (7/10/2024).
Dia menginginkan agar IKN menjadi kota yang hidup. Maka dari itu, ekosistem kehidupan masyarakat mulai dari kesehatan, pendidikan, hiburan, hingga logistik pun akan dibentuk.
Sebagai contoh, kata Jokowi, kehadiran kedai kopi hingga restoran di IKN bisa menjadi alternatif pembentukan keramaian. “Ini juga sudah saya berapa minggu yang lalu belum ada kafe, sekarang sudah ada Excelso, nanti ada Rumah Makan Sederhana,” sebut Jokowi.
Ia menekankan, bahwa untuk membentuk ekosistem sosial yang lengkap di IKN memang butuh waktu. Semua hal diingatkan agar tidak dilakukan dengan buru-buru, khususnya memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara.
Dia meminta agar ekosistem bisa terbentuk lebih dahulu, baru perpindahan ibu kota dilakukan. “Kan membentuk semuanya ada kan ini butuh waktu, memindahkan ibu kota itu sekali lagi butuh waktu,” ujar Jokowi.
Sebelumnya, Menteri PUPR sekaligus Plt Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Basuki Hadimuljono pernah buka-bukaan soal strategi agar ibu kota baru di Kalimantan Timur tidak menjadi ‘kota hantu’ yang sepi. Saat ini, kata dia, Otorita IKN memiliki Badan Usaha Milik Otorita atau BUMO.
Dikatakan, Badan usaha inilah yang dibuat untuk memantik keramaian kota Nusantara. Fasilitas-fasilitas pendukung kehidupan termasuk hiburan, tempat belanja, dan tempat wisata bisa dikembangkan oleh BUMO.
Menurut dia, BUMO bisa membangun bioskop, pemanfaatan infrastruktur pendukung di kantor-kantor kementerian, ataupun membuat keramaian di titik sumbu kebangsaan. “Ada yang namanya BUMO itu difokuskan untuk melakukan kegiatan yang mendukung dan menciptakan keramaian kota ini,” kata Basuki Senin 29 Juli 2024.[]