Bersama Siswa SMA Banda Aceh, Yayasan Khadam Indonesia Adakan Kunjungan Edukatif ke Situs Sejarah

by
by

BANDA ACEH — Yayasan Khadam Indonesia Aceh melaksanakan kunjungan edukatif ke sejumlah situs bersejarah di Aceh pada Sabtu (25/10/2024). Kegiatan ini mencakup beberapa lokasi penting, seperti PLTD Apung, Rumah Cut Nyak Dhien, Benteng Indrapatra, dan Museum Aceh, yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah daerah tersebut.

Ketua Yayasan Khadam Indonesia, Fiki Ramadhan, menjelaskan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 28 siswa dari 11 SMA di Banda Aceh. Keterlibatan siswa dari berbagai sekolah menunjukkan antusiasme generasi muda untuk belajar lebih dalam tentang sejarah daerah mereka.

Fiki menuturkan, tujuan utama dari kunjungan ini adalah untuk meningkatkan wawasan dan kesadaran generasi muda terhadap sejarah dan budaya Aceh.

“Kami ingin meningkatkan kesadaran dan wawasan generasi muda terhadap sejarah Aceh melalui kunjungan ke lokasi-lokasi ini,” kata Fiki.

Lebih lanjut, Fiki menekankan bahwa kunjungan ini bukan sekadar perjalanan wisata, melainkan juga sebagai platform untuk memperkenalkan situs-situs peninggalan sejarah, termasuk dampak dari bencana Tsunami 2004 selain itu juga ikut memperkenalkan keunikan suku-suku di daerah ini. Hal ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang sejarah Aceh.

“Siswa dipastikan mendapatkan ilmu baru yang mungkin tidak mereka dapatkan di kelas,” tambahnya.

Kegiatan ini, kata Fiki, merupakan inisiatif baru yang difasilitasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek untuk menginspirasi generasi muda agar lebih mengenal sejarah Aceh.

Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi siswa untuk lebih peduli dan melestarikan warisan budaya serta sejarah Aceh. Dengan memahami sejarah, generasi muda diharapkan dapat menghargai dan menjaga identitas budaya mereka di masa depan, lanjut Fiki

Ini merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya, di mana Yayasan Khadam Indonesia juga telah mengadakan berbagai kegiatan lainnya seperti workshop menulis cerpen dan podcast.

Baca Juga:  Anggota DPRK Desak Pemko Kaji Ulang Izin Usaha Minimarket di Banda Aceh

Sementara itu, salah satu peserta, dari SMA 11 Banda Aceh, Miki Amalia mengaku memperoleh pengetahuan yang menarik dan berharga dari kegiatan tersebut. 

Baginya ini menjadi pengalaman berharga dalam mengenal budaya dan sejarah Aceh. Bahkan dia merasa takjub atas kondisi bangunan-bangunan yang telah diterpa bantuan Tsunami. 

“Acara seperti ini memberikan banyak informasi yang jadi pengetahuan baru bagi kami,” ungkap Miki.

Miki berharap kegiatan ini dapat menjadi motivasi bagi generasi muda Aceh untuk lebih menghargai sejarah dan budaya lokal, sekaligus mendorong kegiatan serupa di masa mendatang.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *