Unaya Gelar Diskusi Publik ‘Bergerak dengan Kewajaran Untuk Indonesia Berharkat’

by

KOTA JANTHO — Universitas Abulyatama (Unaya) Aceh menggelar diskusi publik membahas nilai nilai kewajaran dalam kehidupan publik dan demokrasi yang berlangsung di Kampus Perguruan Tinggi tersebut Jl. Blangbintang Lama No.KM 8, RW.5, Lampoh Keude, Kec. Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Senin, (25/11/2024)

Diskusi itu bertajuk “Bergerak Dengan Kewajaran, Menegakkan Keadaban Publik Untuk Indonesia Berharkat” yang dihadiri oleh civitas akademika Unaya dan mahasiswa.

Tema yang diangkat sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia, terutama dalam hal integritas pejabat publik dan etika dalam berpolitik.

Baca juga; Mahasiswa Unaya, Muhammad Sufiyan Sauri Terpilih Sebagai Agam Duta Ekonomi Kreatif

Para pembicara dalam diskusi ini, termasuk Sudirman Said, Dr. Wiratmadinata, dan Dr. Iqbal, bersama dengan moderator Dr. Usman Lamreung, memberikan pemikiran yang mendalam tentang pentingnya menjaga kewajaran dalam kehidupan publik. Mereka berbicara tentang bagaimana penerapan nilai-nilai kewajaran dapat membantu menciptakan pemerintahan yang lebih baik dan memperbaiki struktur demokrasi yang telah lama mengalami kerusakan.

Sudirman Said, yang dikenal karena kontribusinya di berbagai bidang, menyoroti pentingnya integritas pejabat publik dan menekankan bahwa kewajaran—termasuk rasa malu dan kepatuhan terhadap aturan—merupakan fondasi etika yang sangat diperlukan untuk memperbaiki struktur demokrasi yang rusak. Buku yang beliau tulis, “Bergerak dengan Kewajaran”, menjadi sorotan utama dalam diskusi ini, karena mengkritik tajam hilangnya integritas di kalangan pemimpin, yang berujung pada melemahnya legitimasi pemerintahan.

Baca juga; Unaya Gelar Internasional Conference ICNOOR XII Tahun 2024

Dalam bukunya, Sudirman Said mengajak pembaca untuk merenungkan kembali esensi kewajaran dalam setiap tindakan publik.

Rektor Universitas Abulyatama, R. Agung Effrio Hadi, Ph.D, dalam sambutannya, mengingatkan pentingnya buku tersebut untuk dibaca oleh civitas akademika. Ia percaya bahwa buku ini mengandung pesan yang sangat relevan dalam konteks memperbaiki bangsa, terutama dalam upaya membangun keadaban publik. Pesan-pesan yang ada dalam buku ini, kata Rektor, dapat menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi para mahasiswa dan civitas akademika dalam menjalani kehidupan profesional mereka di masa depan.

Baca Juga:  PKS Usulkan Nama Calon Wali Kota Banda Aceh, Sejumlah Kader Mencuat

Baca juga; Mahasiswa Unaya Laksanakan PKM di Aceh Besar

Sudirman Said juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menampilkan sebuah video yang menggambarkan keberhasilan dalam rehabilitasi dan rekonstruksi, serta bagaimana proses tersebut bisa dijadikan pembelajaran dalam mengatasi berbagai masalah politik dan sosial yang tengah terjadi di Indonesia.

Video tersebut memberikan gambaran tentang bagaimana sebuah negara dapat bangkit dari keterpurukan dengan mengedepankan nilai-nilai kewajaran dalam setiap aspek pemerintahan.

Baca juga Akademisi Unaya: Visi Misi Bustami Tidak Mencerminkan Komitmen Melanjutkan Perjuangan Tu Sop

Diskusi ini juga mengajak peserta untuk merenung mengenai relevansi nilai-nilai dalam buku tersebut untuk menegakkan keadaban publik, yang merupakan pilar utama dalam membangun demokrasi yang sehat, inklusif, dan berkeadilan.

Dalam konteks ini, keadaban publik bukan hanya tentang etika moral, tetapi juga tentang menciptakan struktur pemerintahan yang responsif terhadap kebutuhan rakyat, mengurangi eksploitasi isu identitas dan agama, serta mendorong partisipasi aktif masyarakat.

Melalui diskusi ini, diharapkan dapat muncul kesadaran kolektif yang mendorong aksi nyata dalam membangun keadaban publik di Indonesia. Hal ini sangat penting untuk memperkokoh demokrasi, memperbaiki hubungan antara pemimpin dan rakyat, serta menciptakan pemerintahan yang lebih transparan dan bertanggung jawab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *