Menyerupai Kondisi Aceh Pasca Tsunami 20 tahun lalu, Harga Sewa Rumah di AS Melonjak Drastis

by
Puing-puing sisa kebakaran hebat yang melanda Los Angeles | foto: tangkapan layar video Reuters

BANDA ACEH — Kebakaran hebat yang melanda Los Angeles, Amerika Serikat (AS) sejak Selasa, 7 Januari 2025, telah menyebabkan lonjakan permintaan untuk rumah sewa. Kondisi ini serupa dengan yang terjadi di Aceh pasca-tsunami 2004, di mana harga sewa rumah melonjak drastis.

Di tengah situasi darurat ini, para tuan tanah atau landlord di AS justru terlihat memanfaatkan musibah untuk meraup keuntungan lebih. Maya Lieberman, seorang penata gaya, mengungkapkan tindakan tidak bermoral dari tuan tanah yang mengeksploitasi bencana.

“Kami mengajukan permohonan (sewa) di sebuah rumah … yang terdaftar seharga US$17 ribu (Rp275 juta) per bulan,” kata Lieberman dikutip dari AFP, Minggu (12/1).

“Mereka (tuan tanah) mengatakan kepada kami, jika kami tidak membayar US$30 ribu (Rp486 juta), kami tidak akan mendapatkan (rumah tersebut),” sambung dia.

Lieberman yang berusia 50 tahun ini mengaku bingung harus mengungsi ke mana. Ia mengeluhkan harga rumah yang meningkat gila-gilaan, bahkan mendekati dua kali lipat dibandingkan keadaan normal.

Di lain sisi, pengungsi tak cuma seorang penata gaya itu. Ada lebih dari 150 ribu orang yang diperintahkan pemerintah untuk meninggalkan rumah mereka.

Arahan ini dilakukan agar tak ada tambahan jumlah korban jiwa. Sejauh ini, pihak berwenang mencatat 16 korban tewas dalam kebakaran hebat di Los Angeles.

Praktik culas ini mengundang amarah Jaksa Agung California Rob Bonta. Ia memperingatkan para pencari keuntungan di balik kesengsaraan orang lain tersebut.

“Peningkatan harga (pada masa kebakaran Los Angeles) adalah tindakan ilegal. Kami tidak akan menoleransi hal itu! Kami akan meminta pertanggungjawaban Anda, kami akan menuntut!” ancam Rob Bonta.

Bonta mengatakan pihak terbukti bersalah dan melanggar undang-undang bakal dijatuhi hukuman satu tahun penjara.

Baca Juga:  KSA: tidak ada hubungan Israel tanpa pengakuan negara Palestina Merdeka

Ia mengingatkan ada aturan yang melarang kenaikan harga lebih dari 10 persen di saat penetapan keadaan darurat. Ketentuan ini berlaku untuk usaha kecil sampai perusahaan-perusahaan besar.

“Jika algoritma tersebut menyebabkan harga menjadi lebih tinggi setelah keadaan darurat dinyatakan, lebih dari 10 persen, Anda melanggar hukum,” tegas Bonta.

“Anda perlu mencari cara untuk menyesuaikan harga sesuai dengan hukum (dalam keadaan darurat). Jika harus menyimpang dari algoritma Anda, menyimpanglah!” sarannya.

Sementara itu, seorang pensiunan bernama Brian mengaku khawatir dengan biaya sewa setelah kebakaran. Ia selama ini tinggal di apartemen studio di Pacific Palisades selama dua dekade.

Daerah tersebut terlalap api, termasuk apartemen tempat Brian tinggal sehingga memaksanya mengungsi dan tidur di mobil. Walau, ia mengaku mendapatkan jaminan harga sewa nanti tidak akan naik.

“Saya kembali ke pasar dengan puluhan ribu orang. Itu bukan pertanda baik,” ucap pria 69 tahun itu.

Brian takut uang pensiunnya tak cukup untuk tetap tinggal di kota yang harga sewanya sudah naik dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Di lain sisi, ada banyak orang yang juga sama-sama butuh hunian baru imbas kebakaran tersebut.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *