LHOKSUKON — Kejaksaan Negeri (Kejari) Aceh Utara kembali melakukan eksekusi terhadap terpidana kasus korupsi pembangunan Monumen Islam Samudera Pasai. Drs. Fathullah Badli bin H. Muhammad Daud resmi dijebloskan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Lhok Nga, Aceh Besar, pada Kamis (10/4/2025).
Eksekusi ini dipimpin langsung oleh Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Aceh Utara, Ivan Najjar Alavi, S.H., M.H., bersama Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) setempat.
Tindakan ini merupakan lanjutan dari putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap terkait dugaan penyalahgunaan dana proyek pembangunan monumen bersejarah tersebut.
Fathullah sebelumnya divonis pidana penjara enam tahun berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 4907K/Pid.Sus/2024 tertanggal 16 Desember 2024. Ia juga dijatuhi denda sebesar Rp400 juta dan wajib membayar uang pengganti kerugian negara sebesar Rp254.297.455.
Pelaksanaan eksekusi terhadap Fathullah sebenarnya telah dijadwalkan sejak 10 Maret 2025, namun tertunda karena alasan kesehatan. Setelah dilakukan pemantauan oleh tim jaksa, ia dipastikan dalam kondisi sehat dan dapat dieksekusi.
Kepala Seksi Intelijen Kejari Aceh Utara, Reza Rahim, S.H., M.H., menjelaskan bahwa eksekusi ini sekaligus menandai tuntasnya proses eksekusi terhadap seluruh lima terpidana dalam kasus korupsi proyek pembangunan monumen bernilai miliaran rupiah tersebut.
“Empat terpidana lainnya sudah lebih dulu dieksekusi. Drs. Fathullah Badli menjadi yang terakhir karena sempat tertunda akibat alasan kesehatan. Dengan eksekusi ini, maka seluruh proses pidana dalam perkara Monumen Islam Samudera Pasai telah rampung,” ujar Reza.
Kejari Aceh Utara menegaskan komitmennya untuk terus menindaklanjuti setiap putusan hukum, terutama dalam perkara tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara.
Sumber harianpaparazzi.com
