Figur Polisi Responsif terhadap Wartawan, Kombes (Purn) T Saladin Terharu Dapat Anugerah Sahabat PWI

by

BIREUEN – Penanews.co.id — Kehadiran Kombes Pol. (Purn) T. Saladin, SH di Konferensi VII Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bireuen, telah menciptakan suasana hangat jalan acara tiga tahunan insan pers Bireuen yang digelar di Aula Setdakab, Rabu (23/7/2025).

Hadirnya T. Saladin, SH hadir bersama istri tercinta, Cut Nuraini momen istimewa ini menjadi pengobat rindu yang penuh haru bagi para rekan wartawan di daerah tersebut.

Mantan Kapolres Bireuen periode 2007-2010 ini hadir untuk menerima Anugerah Sahabat PWI 2025 kategori Tokoh Peduli Pers. Plakat penghargaan tersebut bukan sekadar simbol, melainkan bukti nyata kedekatan emosional dan profesional antara Saladin dengan dunia jurnalistik.

Dalam sambutannya yang penuh haru, Saladin mengungkapkan: “Saya sungguh tersentuh dan bangga atas penghargaan ini. Saya kira rekan-rekan wartawan telah melupakan saya setelah pensiun. Terima kasih PWI Bireuen,” ujarnya dengan suara bergetar.

Akhyar Rizki, Ketua Panitia Pelaksana Konferensi VII PWI Kabupaten Bireuen, menjelaskan bahwa pemilihan Saladin sebagai penerima anugerah telah melalui proses seleksi ketat. “Nama beliau tidak tergoyahkan dalam rapat penentuan penerima anugerah ini, meski bersaing dengan sejumlah kandidat potensial lainnya,” jelasnya.

Foto bersama Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin dan Ketua PWI Bireuen, Ariadi B Jangka, dengan sejumlah penerima Anugerah Sahabat PWI. (Foto: Yudi WBC)

“Pak Saladin punya rekam jejak luar biasa dalam membangun kemitraan dengan media. Makanya, sangat layak kita apresiasi melalui pemberian Anugerah Sahabat PWI ini,” ungkap Akhyar Rizki.

Saladin memang dulu dikenal sebagai perwira polisi yang selalu membangun hubungan harmonis dengan wartawan. Tak hanya sebatas menjalin komunikasi, dia membuka ruang dialog, transparansi, dan kepercayaan, yang bagi wartawan merupakan napas utama dalam menjalankan profesinya.

Bukan hanya di Bireuen, saat menjabat Kapolres Katingan (Kalimantan Tengah), Wadir Reskrimum Polda Aceh, Kabid Humas Polda Aceh, Kapolresta Banda Aceh, Kabid Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Polda Aceh, Dirreskrimsus Polda Aceh, hingga Kabid Pemberantasan BNN Provinsi Aceh, Saladin tetap menunjukkan konsistensinya dalam bersinergi dengan media.

Apalagi, saat sebelumnya bertugas di Polda Metro Jaya yang dinamika informasinya begitu tinggi, Saladin tetap dikenal sebagai figur polisi responsif terhadap wartawan.

Saladin terkenang ketika bertugas sebagai Kapolres Bireuen, wartawan sudah dianggap sebagai anggota keluarganya sendiri. Kerap malam-malam dia mengajak wartawan ke rumah dinas dan juga rumah keluarganya di Gampong Pulo Kiton, Kecamatan Kota Juang, hanya untuk ngobrol-ngobrol sambil menikmati kari kambing bersama.

Begitu juga dalam hal pemberitaan, Saladin selalu terbuka untuk wartawan dan tak ada yang ditutup-tutupi. Kala itu, hampir setiap pekan selalu ada ekspos kasus kepada wartawan yang digelar di Mapolres Bireuen.

“Pernah satu kali ekspos sampai lima kasus sekaligus. Harus disiasati supaya pemuatan beritanya bisa berlanjut hingga lima hari. Semua itu bagian dari kerja sama yang saling menguatkan,” kenang adik kandung Brigjen Pol (Purn) TS. Guliansyah ini sembari tersenyum.

Wartawan Penunjang Kariernya

Bagi Saladin, wartawan bukan hanya mitra, tetapi juga bagian penting dalam membentuk kepercayaan publik terhadap institusi Polri. Dia meyakini, sebaik apa pun kerja aparat, tanpa dukungan pemberitaan media, tidak akan diketahui masyarakat.

“Makanya, saya sangat menghargai wartawan. Sebab, wartawan adalah penunjang karier saya di Polri. Terima kasih atas bantuan rekan-rekan wartawan selama ini,” ucap putra asli Bireuen ini dengan suara yang masih sarat semangat meski telah memasuki masa purnabakti.

Kehadiran Saladin pada acara tersebut, seolah mengembalikan kenangan manis para jurnalis senior di Bireuen dengannya. Selama ini, mantan Ketua OSIS SMAN 1 Bireuen itu bukan hanya dikenal karena keterbukaan dalam menyampaikan informasi, tetapi juga sikap humanisnya dengan wartawan. Dia bukan tipe pejabat yang menjaga jarak dengan wartawan, melainkan mereka telah dianggap layaknya sahabat dan saling menghargai.

Tak heran kini di masa purnabaktinya, Saladin tetap dikenang sebagai figur yang mengerti betul pentingnya kebebasan pers dalam negara demokratis. Penghargaan yang diberikan  PWI Bireuen bukan hanya sebagai bentuk penghormatan atas dedikasinya masa lalu, tetapi juga pengakuan terhadap nilai-nilai yang telah dia tanam dan wariskan dalam menjaga kemitraan antara polisi dengan wartawan.

Dan, hari itu di tengah tepuk tangan para hadirin, mata yang berkaca-kaca karena terharu, serta kenangan yang menyeruak, Saladin telah membuktikan, persahabatan sejati tak pernah lekang oleh waktu dan jabatan.[]

Sumber Kabar Bireuen

ya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *