GAZA — Penanews.co.id — Dua gedung perumahan bertingkat di Gaza hancur setelah menjadi target serangan udara Israel pada Senin, memaksa ratusan warga Palestina mengungsi dari rumah mereka. Aksi militer ini menjadi bagian dari kampanye berkelanjutan Israel di wilayah kantong tersebut.
Salah satu bangunan yang dihancurkan adalah Menara Al-Salam, yang terletak di Jalan Omar Al-Mukhtar di jantung Kota Gaza. Menurut laporan saksi mata kepada kantor berita Anadolu, gedung itu dihantam tiga rudal oleh jet tempur Israel. Serangan dilakukan tak lama setelah militer Israel mengeluarkan peringatan evakuasi kepada penghuni, meskipun area di sekitar gedung telah dipenuhi tenda pengungsi dan kamp darurat yang menampung ratusan orang.
Para saksi mata menggambarkan kepanikan saat para penghuni melarikan diri dari gedung tinggi tersebut, meninggalkan harta benda mereka dalam upaya melarikan diri. Beberapa penghuni melemparkan barang-barang mereka dari lantai atas sebelum mengungsi.
Serangan ini juga berdampak pada kamp pengungsi di sekitar lokasi, termasuk sebuah kamp yang menampung pasien kanker. Anak-anak yang sedang menjalani pengobatan dan keluarganya ikut terdampak evakuasi mendadak, memperburuk kondisi kemanusiaan di kawasan tersebut.

Asap dan debu mengepul dari Menara Mushtaha, yang terletak di sebelah barat Kota Gaza, setelah terkena serangan udara Israel di Gaza pada 5 September 2025. (Foto AA)
Militer hancurkan menara kedua di Kota Gaza bagian barat
Sebelumnya pada hari Senin, pasukan Israel menghancurkan Menara Al-Ruya di Kota Gaza bagian barat, sebuah gedung bertingkat lain yang juga menampung ratusan warga Palestina. Militer memerintahkan warga dan pengungsi di daerah sekitarnya untuk mengungsi sebelum serangan.
Pembongkaran itu terjadi setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa militernya telah menghancurkan 50 bangunan tempat tinggal di Kota Gaza selama dua hari, dan berjanji untuk melanjutkan kampanye dan memajukan operasi pemindahan.
Israel mulai menargetkan bangunan bertingkat yang melindungi warga sipil yang mengungsi di Kota Gaza pada hari Jumat sebagai bagian dari apa yang digambarkan oleh para pejabat sebagai rencana untuk menduduki seluruh kota.
Serangan militer, yang dimulai pada Oktober 2023, telah menewaskan lebih dari 64.500 warga Palestina dan menghancurkan Jalur Gaza, mendorong seluruh penduduk menuju kondisi kelaparan.
November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakan militernya di wilayah tersebut.[]





