Jelang Kualifikasi Piala Dunia, PSSI Ambil Langkah Antisipasi Faktor X, dari Wasit hingga Penginapan

by

JAKARTA — Penanews.co.id — Menjelang putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Arab Saudi pada Oktober mendatang, PSSI mengambil langkah serius untuk mengantisipasi berbagai hal di luar aspek teknis pertandingan.

Persiapan Timnas Indonesia kini mencakup lebih dari sekadar latihan dan strategi di lapangan. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) kini fokus pula pada potensi gangguan non-teknis yang bisa memengaruhi performa tim nasional.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengambil inisiatif dengan mengajukan protes resmi ke FIFA terkait penunjukan wasit, serta mengambil keputusan mandiri untuk memilih akomodasi tim. Tujuannya jelas menjaga fokus para pemain agar tidak terganggu oleh faktor eksternal selama menjalani laga penting tersebut.

Menurut Erick Persiapan tim tidak bisa hanya dilihat dari sisi permainan saja. Hal-hal di luar pertandingan pun harus dikawal. Sekjen PSSI telah mengirim surat resmi ke FIFA, dan saya juga akan menyurati AFC karena wasit yang ditunjuk berasal dari Kuwait.

“Sekjen sudah mengirim surat resmi ke FIFA, dan saya juga akan mengirim surat resmi ke AFC mengenai penunjukan wasit, yang ternyata dari Kuwait. Kalau bisa wasitnya dari tempat yang lebih netral, seperti Australia, Jepang, China, atau bahkan dari Eropa,” kata Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (16/9/2025).

Nasib Indonesia menuju Piala Dunia 2026 akan ditentukan di putaran keempat. Dua pertandingan di Arab Saudi melawan tuan rumah dan Irak akan menjadi penentu langkah Timnas Indonesia untuk pertama kalinya mencatat sejarah lolos ke putaran final.

Erick menyebut tekanan semakin tinggi setelah FIFA menunjuk wasit asal Kuwait untuk memimpin laga di Grup B.

Menurutnya, keputusan itu tidak adil karena Kuwait masih satu regional dengan Arab Saudi dan Irak, yang juga tergabung dalam grup yang sama dengan Indonesia.

“Memang tekanan itu ya menarik lah ya. Rupanya dengan sepak bola kita bangkit, banyak juga pihak-pihak yang mengantisipasi berlebihan. Padahal sepak bola itu kan sesuatu yang diciptakan untuk kompetisi yang sehat. Tapi realitanya ya hal-hal seperti ini terjadi,” ucap Erick.

Selain soal wasit, PSSI mengambil langkah lain dengan menyiapkan penginapan sendiri. Erick menjelaskan, hotel yang dipilih berbeda dengan yang disediakan panitia agar pemain bisa lebih tenang dan fokus.

“Ini bagian-bagian kita menjaga x factor supaya tim kita bisa lebih fokus di sana. Hotelnya pun kita memilih hotel yang tidak disiapkan oleh panitia,” kata Erick.

Ia juga menyinggung pengalaman buruk saat tim bertanding di luar negeri, termasuk pengawalan yang minim sehingga terlambat datang ke stadion.

Kondisi semacam itu menjadi alasan PSSI membentuk tim advance untuk memantau persiapan di lokasi pertandingan.

Tantangan lain datang dari padatnya jadwal pemain. Erick mengatakan, sejumlah pemain baru akan tiba dari Eropa pada 6 Oktober, berlatih pada 7 Oktober, lalu langsung bermain pada 8 Oktober malam.

“Hal-hal ini ya kita terus antisipasi. Saya sudah minta technical director sama team official mulai melakukan reviewreview tanpa latihan, antara pelatih dan pemain. Hal-hal ini yang kita coba maksimalkan,” ucapnya.

Meski mengakui tekanan cukup berat, Erick menegaskan PSSI berkomitmen menjaga konsentrasi dan kondisi pemain. 

“Cukup berat tekanannya. Tapi ya kita hadapin lah, itu realita yang harus kita lakukan,” ujarnya. []

Sumber Kompas.tv

ya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *