Tercatat 186 kali Gempa, Gunung Api Bur Ni Telong di Bener Meriah Naik Status Waspada

by

BANDA ACEH — Penanews.co.id – Gunung Api Bur ni Telong yang berada di Kabupaten Bener Meriah menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan dengan 186 kali gempa sejak pertengahan September 2025.

Menanggapi perkembangan ini, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh mengumumkan bahwa status gunung dinaikkan dari Level I (Normal) ke Level II (Waspada) pada 22 September 2025 pukul 21.00 WIB. Keputusan ini diambil berdasarkan data resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Berdasarkan catatan PVMBG, sepanjang tanggal 1 hingga 21 September, tercatat 100 kali gempa vulkanik dalam, 26 gempa tektonik lokal, dan 60 gempa tektonik jauh.

Aktivitas tersebut melonjak tajam pada tanggal 22 September, dengan tambahan 20 gempa vulkanik dalam, 4 gempa tektonik lokal, dan 2 gempa tektonik jauh. Sejumlah guncangan bahkan terasa langsung oleh masyarakat sekitar, dengan kekuatan gempa mencapai magnitudo 2 hingga 3.

“Peningkatan aktivitas ini ditandai dengan adanya akumulasi tekanan di kedalaman dangkal yang berpotensi memicu aktivitas vulkanik lebih lanjut,” ungkap Taufik dilansir laman resmi pemerintah Aceh, Rabu (24/09/2025).

Kendati demikian, Kepala Dinas ESDM Aceh, Taufik, ST., M.Si., menegaskan bahwa status “Waspada” bukan berarti erupsi pasti terjadi, melainkan sebagai bentuk kewaspadaan dini agar masyarakat lebih berhati-hati dan tetap tenang.

Gunung Bur ni Telong sendiri sudah beberapa kali menunjukkan fluktuasi aktivitas dalam beberapa bulan terakhir. Pada 2 Agustus 2025, statusnya pernah naik ke Level II sebelum kembali normal pada 8 September. Namun pada 22 September lonjakan aktivitas kegempaan yang kembali terdeteksi membuat status kembali dinaikkan karena adanya peningkatan signifikan aktivitas kegempaan yang berpotensi menimbulkan bahaya.

Kepala Dinas ESDM Aceh menegaskan bahwa fenomena ini menunjukkan adanya instabilitas sistem vulkanik dengan pergerakan magma di kedalaman dangkal. Ia mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati, tetap mengikuti arahan resmi PVMBG dan BPBD, serta menghindari tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Warga dilarang keras mendekati kawah dalam radius 1,5 kilometer. Selain itu, masyarakat diminta menjauhi area fumarola atau solfatara, terutama saat turun hujan, karena potensi gas beracun dapat membahayakan kesehatan. Taufik juga mengingatkan warga agar tidak berlama-lama melakukan aktivitas di puncak gunung, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan kondisi alam di sekitarnya.

Pemerintah daerah bersama BPBD, TNI/Polri, camat, dan para kepala desa diminta memperkuat sosialisasi serta memastikan jalur evakuasi dan lokasi pengungsian darurat siap digunakan kapan saja. Antisipasi ini menjadi langkah penting agar masyarakat memiliki kesiapan menghadapi kemungkinan terburuk tanpa menimbulkan kepanikan.

Koordinasi lintas sektor juga ditekankan, sehingga informasi resmi dari PVMBG dan Pos PGA Bur ni Telong dapat segera disebarkan ke masyarakat secara cepat dan tepat. Hal ini diharapkan dapat menghindari beredarnya kabar yang tidak akurat dan menimbulkan keresahan.

“Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama. Kami minta warga tetap waspada, disiplin mengikuti arahan resmi, dan tidak mudah percaya pada informasi yang tidak jelas sumbernya. Dengan sinergi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan lembaga terkait, kita bisa menghadapi situasi ini dengan tenang,” ujar Taufik menutup pernyataannya.[]

ya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *