BANDA ACEH — Penanews.co.id — Musibah yang menimpa ratusan santri pondok pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, tertimpa reruntuhan gedung, mengakibatkan 3 orang dinyatakan meninggal, 38 orang yang dilaporkan belum ditemukan diduga terjebak dalam reruntuhan, puluhan lainnya luka berat. Atas bencana dahsyat ini menjadi sorotan dari Media Asing.
Salah satu yang menyoroti insiden ini adalah media yang berkantor pusat di London Inggri Reuters dengan artikelnya berjudul “Relatives weep for scores of missing children after deadly Indonesia school collapse” menyebutkan para orang tua santri telah putus asa mencari sejumlah remaja laki-laki yang hilang.
Orang tua khawatirkan anak anaknya terjebak di bawah tumpukan beton besar pada hari Selasa, setelah sebuah pesantren runtuh di Indonesia saat para murid sedang salat berjamaah di dalamnya.
Pihak berwenang mengatakan 91 orang tercatat hilang, setelah gedung Pesantren Al Khoziny runtuh saat para santri mengadakan salat sore di sebuah masjid yang bertempat di lantai bawah gedung yang lantai atasnya sedang dibangun.
Pesantren ini berada di kota Sidoarjo, Jawa Timur, sekitar 780 km (480 mil) di timur Jakarta.Hingga Selasa malam, tiga jenazah telah ditemukan, dengan sebagian besar korban yang diduga masih terjebak di bawah bongkahan beton raksasa.
Sembilan puluh sembilan anak dan pekerja di sekolah tersebut selamat.Holy Abdullah Arif, 49, menangis sambil memegang foto keponakannya, Rosi, yang masih tercatat di antara korban hilang, di ponselnya.
Ia menceritakan pencariannya yang panik mencari anak laki-laki itu di reruntuhan.
Saya berlarian sambil berteriak, ‘Rosi! Rosi! Kalau kamu bisa mendengarku dan bergerak, keluar!’
Lalu seorang anak berteriak balik dari reruntuhan, dia terjebak.
Saya pikir itu Rosi, jadi saya bertanya, ‘Kamu Rosi?’ dan anak itu menjawab, ‘Ya Tuhan, jangan, tolong aku!’”
Keluarga-keluarga berkumpul di sekitar papan tulis berisi daftar korban selamat yang diketahui, mencari nama anak-anak mereka.
Sebuah ekskavator dan derek telah dikerahkan untuk membantu tim penyelamat memindahkan puing-puing, tetapi Nanang Sigit, seorang pejabat pencarian dan penyelamatan setempat, mengatakan pihak berwenang tidak akan menggunakan peralatan berat karena khawatir akan menyebabkan bangunan yang tersisa runtuh.
“Tim penyelamat masih mencari 91 orang,” kata juru bicara Badan Mitigasi Bencana Abdul Muhari kepada Reuters, seraya menambahkan bahwa 26 korban luka masih dirawat di rumah sakit setempat.
Badan mitigasi bencana mengatakan fondasi bangunan itu mungkin tidak mampu menahan beban konstruksi di lantai keempat.
Kantor berita negara Antara mengutip penjaga sekolah Abdus Salam Mujib yang mengatakan pekerjaan pembangunan telah berakhir sehari sebelum salat tetapi fondasinya tidak dapat menopang konstruksi yang telah berlangsung di lantai atas.[]





