Subsidi energi masih dinikmati oleh masyarakat tidak berhak
JAKARTA — Penanews.co.id — Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menuding Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, belum menggunakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dalam proses penyaluran subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Menurut Purbaya, DTSEN sudah tersedia dan bahkan telah diterapkan oleh Kementerian Sosial, namun Kementerian ESDM belum memanfaatkannya.
“Kita punya DTSEN. Ini sudah siap, sudah dipakai oleh Menteri Sosial (Saifullah Yusuf), tapi belum dimanfaatkan oleh Menteri ESDM (Bahlil Lahadalia). Kami akan diskusi dengan mereka, supaya betul memakai DTSEN tersebut ke depan,” kata Purbaya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta Pusat, Selasa (30/09/2025).
Purbaya menyoroti bahwa selama ini subsidi energi masih dinikmati oleh masyarakat yang sebenarnya tidak berhak menerimanya, termasuk kelompok ekonomi atas. Ia menilai penggunaan DTSEN akan membantu memastikan subsidi tepat sasaran, terutama bagi masyarakat yang memang membutuhkan.
Meski begitu, Purbaya menegaskan bahwa pemerintah belum bisa menghentikan kebijakan subsidi dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh kondisi pertumbuhan ekonomi nasional yang masih belum cukup kuat.
Ia pun menyambut baik target Presiden Prabowo Subianto untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Ia menegaskan pertumbuhan ekonomi yang tak bagus akan berdampak besar terhadap kelompok masyarakat paling bawah.
“Dikeluarkanlah itu subsidi supaya mereka bisa hidup terus dan agak sejahtera ke depan. Kunci utamanya adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Jadi, kita mencoba meningkatkan kesejahteraan semuanya sehingga mereka semua kuat. Pada suatu titik, enggak harus subsidi lagi,” tuturnya.
“Walaupun susah mungkin ke 8 persen, tapi selama kita bergerak ke arah sana, bukan ke arah bawah seperti sebelumnya, harusnya cita-cita kita lama-lama akan tercapai juga,” imbuh Purbaya.
Purbaya melaporkan pagu subsidi dan kompensasi untuk 2025 adalah Rp498,8 triliun. Realisasinya per Agustus 2025 tembus Rp218 triliun atau setara 43,7 persen.
Ia menekankan tidak semua masyarakat Indonesia bisa menikmati kue perekonomian secara merata. Oleh karena itu, subsidi akan tetap berjalan.
“Jadi, subsidi adalah salah satu alat untuk memastikan mereka juga bisa menikmati kue ekonomi kita yang sedang berkembang,” tandas Purbaya.[]
Sumber CNN Indonesia





