BANDA ACEH – Penanews.co.id – Jumat itu aktifitas di SMAN 72 Jakarta berlangsung seperti biasanya. Para siswa tengah melaksanakan salat Jumat dengan khidmat di masjid sekolah. Tidak ada yang menyangka, beberapa menit kemudian, suasana tenang itu akan berubah menjadi kekacauan.
Mengutip tribuntrends.com, Tepat ketika khatib tengah menyampaikan ceramah, suara ledakan keras mengguncang udara, disusul kepulan asap putih yang menyesakkan.
Jeritan terdengar di antara kepulan debu dan kaca yang pecah, sementara ratusan siswa berhamburan menyelamatkan diri.
Dalam sekejap, sekolah yang biasanya riuh dengan tawa remaja berubah menjadi medan kepanikan dan tangis.
Tak ada yang menyangka, pelaku di balik ledakan itu bukan orang luar.
Ia adalah FN, seorang siswa dari sekolah yang sama sosok yang selama ini dikenal pendiam, tapi ternyata menyimpan sesuatu yang jauh lebih gelap.
Merakit Bom Sendiri
Hasil penyelidikan kepolisian mengungkap fakta mencengangkan. FN diketahui merakit sendiri tujuh bom rakitan yang dibawanya ke sekolah. Empat di antaranya meledak, sementara tiga lainnya gagal diaktifkan.
Ledakan itu menyebabkan puluhan orang terluka, sebagian mengalami luka bakar dan trauma berat.
“(Bom) dirakit sendiri, dan pelaku mengakses melalui internet cara-cara merakit bom,” ujar AKBP Mayndra Eka Wardhana, juru bicara Densus 88 Antiteror Polri, Senin (10/11/2025).
Lebih jauh, penyelidikan digital menunjukkan bahwa FN kerap menjelajahi forum-forum gelap di dunia maya.
“Yang bersangkutan kerap mengunjungi komunitas daring, terutama di situs-situs gelap yang menampilkan video atau foto orang meninggal dunia akibat kecelakaan, perang, pembunuhan, atau kejadian brutal lainnya,” ungkap Mayndra.
Aksi Tanpa Jaringan Teror
Meski caranya ekstrem, pihak Polda Metro Jaya memastikan bahwa FN tidak memiliki keterkaitan dengan jaringan terorisme mana pun.
Ia bukan bagian dari kelompok radikal, melainkan seorang siswa yang bertindak sendiri, digerakkan oleh emosi dan tekanan batin yang tidak tersalurkan.
“Sejauh ini belum ada keterlibatan dengan kelompok lain, tetapi nanti secara pasti akan disampaikan oleh Densus,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto.
Menurut penyelidikan sementara, FN bukanlah sosok anti-Islam meski ledakan terjadi di area masjid sekolah.
“Kita ingin meluruskan kepada masyarakat, memang terjadi di tempat ibadah, tetapi yang bersangkutan bukan anti-Islam,” tegas Budi.
“Jangan sampai dipikirkan ini tindakan anti-Islam. Ini murni perbuatan yang berangkat dari dirinya sendiri,” imbuhnya.
Dirawat dan Diperiksa di RS Polri
Setelah insiden itu, FN yang ikut terluka dirujuk ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, dari sebelumnya dirawat di RSI Cempaka Putih.
Pemindahan tersebut dilakukan untuk perawatan medis intensif sekaligus pemeriksaan psikis.
“Di RS Polri kita sudah membentuk tim terpadu, selain penanganan medis juga psikis,” jelas Budi.
Langkah ini juga mempermudah penyidik dalam menggali motif di balik aksi tersebut.
FN kini sudah sadarkan diri, dan penyidik tengah menunggu waktu yang tepat untuk meminta keterangannya.
“Kalau di RS sebelumnya anak ini dirawat di ruangan bersama beberapa orang, di RS Polri ia ditempatkan di ruangan sendiri agar terhindar dari infeksi,” tambah Budi.[]





