BANDA ACEH – Penanews.co.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa sejak Indonesia Anti Scam Center (IASC) resmi beroperasi pada 22 November 2024 hingga 31 Oktober 2025, total kerugian akibat berbagai kasus penipuan mencapai Rp7,5 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawasan Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menjelaskan bahwa IASC dibentuk sebagai bagian dari upaya nasional dalam memerangi kejahatan finansial digital.
“IASC jadi wadah dukung komitmen nasional jumlah rekening dilaporkan 503.794 dan jumlah rekening diblokir 100.565 rekening total kerugian Rp 7,5 triliun total dana korban blokir Rp 383,6 miliar,” kata Friderica Widyasari Dewi dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDKB Oktober 2025, Jumat (7/11/2025).
OJK juga mencatat ada 42.885 nomor telepon yang dilaporkan terkait penipuan.
OJK juga melaporkan bahwa sejak awal tahun terdapat 43.101 aduan melalui layanan portal perlindungan konsumen OJK. Sebanyak 16.067 aduan mengenai perbankan, 16.635 soal fintech, 8.367 soal perusahaan pembiayaan, 1.456 soal asuransi, dan 576 soal PM dan IKNB.
Sebanyak 91,85% selesai dengan penanganan melalui internal dispute resolution atau oleh lembaga jasa keuangan itu sendiri. Sebanyak 8,15% dalam proses penyelesaian.
Sementara itu, Satgas PASTI OJK menghentikan 1.841 entitas ilegal, yang terdiri dari 285 investasi ilegal dan 1.556 pinjol ilegal.
Sebelumnya, sosok yang akrab dipanggil Kiki tersebut mengatakan bahwa dari berbagai aduan, modus paling banyak adalah penipuan transaksi belanja online. “Sudah transfer, barang tidak ada,” katanya dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2025 di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Lalu penipuan lain yang juga memakan banyak korban adalah yang berkedok investasi dan iming-iming hadiah. OJK juga mencatat banyak masyarakat di Indonesia yang tertipu oleh penipuan menggunakan akun palsu di media sosial seperti Instagram.
“Kemudian penipuan lamaran kerja, korban pinjol fiktif, pengiriman file apk lewat WA, kemudian love scam. Love scam banyak yang kena juga,” kata Kiki.[]
Sumber CNBC Indonesia





