MEULABOH – Penanews.co.id — Sebanyak 30 pelajar SMA Negeri 1 Woyla Barat mengikuti pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada Jumat, 21 November 2025. Mengusung tema “Remaja Pintar, Sigap Memberikan Bantuan Hidup Dasar,” kegiatan ini diselenggarakan oleh Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan Kementerian Transmigrasi dan Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A).
Wilayah seperti Woyla Barat yang masih menghadapi tantangan akses layanan kesehatan akibat jarak geografis dan keterbatasan infrastruktur, waktu menjadi faktor yang sangat menentukan dalam kondisi gawat darurat. Oleh karena itu, kemampuan memberikan pertolongan pertama menjadi kebutuhan mendesak yang harus dimiliki masyarakat.
Remaja sebagai Garda Terdepan Keselamatan Komunitas
Dalam siaran persnya GEN-A, Ns. Denissa Faradita Aryani, S.Kep., M.Sc., narasumber BHD Dewasa dari Universitas Indonesia menjelaskan henti jantung mendadak merupakan salah satu penyebab kematian yang sering terjadi, bahkan hanya dalam hitungan menit dapat menyebabkan kerusakan otak permanen. Banyak kasus berlangsung di luar fasilitas kesehatan dan disaksikan oleh orang terdekat.
“Sering kali masyarakat panik bukan karena tidak peduli, tetapi karena mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pertolongan pertama tidak harus menunggu dokter datang. Siapa pun yang terlatih dapat menjadi first responder ,” jelas Ns. Denissa.
Melalui pelatihan ini kata tim GEN-A, pelajar dibekali keterampilan Resusitasi Jantung Paru (RJP) untuk dewasa dan bayi. Teknik khusus seperti penekanan dada, pembukaan jalan napas, hingga identifikasi tanda-tanda henti napas diajarkan secara rinci sesuai prosedur kedaruratan medis.
“Selain itu, peserta juga mempelajari penanganan tersedak dengan teknik*back blows yaitu hentakan di antara tulang belikat untuk mengeluarkan penyumbatan jalan napas. Penanganan keseleo yang tidak disarankan untuk diurut demi mencegah cedera tambahan, serta oenanganan luka bakar ringan dengan air bersih mengalir selama 20 menit, lapor GEN-A.
“Pendekatan pelatihan dilakukan secara komprehensif melalui teori, demonstrasi, dan praktik langsung menggunakan manekin untuk memastikan ketepatan teknik,” lanjut GEN-A
GEN-A: Menumbuhkan Keberanian Bertindak di Situasi Darurat
Disesi lain dr. Imam Maulana dari GEN-A, menjelaskan dalam komunitas pedesaan, hambatan terbesar sering kali adalah rasa takut salah bertindak. Karena itu, tim GEN-A memperkuat sisi mental dan empati peserta melalui pendampingan kelompok dan 1-on-1.
“Kami tekankan bahwa setiap dorongan pada RJP adalah upaya memberi kesempatan hidup. Dengan pengetahuan dan teknik yang benar, remaja bisa menjadi penyelamat di kampung mereka sendiri,” ujar dr. Imam.
Dalam.ksempatan yang sama salah satu peserta Aidil Rafur, mengungkapkan pelatihan ini memberikan kepercayaan diri kepada siswa.
“Sekarang kami tahu apa yang harus dilakukan jika menghadapi orang yang henti jantung. Meski tinggal di wilayah ujung pucok, kami jadi lebih berani menolong,” ungkap Aidil dengan penuh percaya diri.
Apresiasi Kepala Sekolah
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Woyla Barat, Ahmad Sadikin Usbi, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan ini di sekolahnya.
“Kami sangat berterima kasih kepada Tim Ekspedisi Patriot UI dan GEN-A yang telah memberikan pelatihan BHD bagi siswa kami. Pengetahuan ini sangat penting karena dapat menjadi bekal untuk menyelamatkan nyawa seseorang di lingkungan mereka sendiri,” ujar Sadikin.
Ia menegaskan bahwa pelajar di wilayah pedesaan harus memiliki kemampuan yang sama dalam kesiapsiagaan darurat sebagaimana pelajar di daerah perkotaan.
Kapasitas Lokal untuk Ketangguhan Nasional
Menurut GEN-A, Inisiatif kolaboratif lintas sektor ini menunjukkan bahwa peningkatan keselamatan tidak harus menunggu pembangunan fasilitas kesehatan yang besar. Ketika remaja menjadi pihak yang sigap memberikan pertolongan pertama, ketangguhan komunitas dapat terbangun secara mandiri dari tingkat desa.
“Pelatihan BHD bagi pelajar Woyla Barat menjadi bukti bahwa kesiapsiagaan nasional dapat lahir dari tangan-tangan muda yang peduli, terlatih, dan berani,” lapor GEN-A.
[Tim Publikasi dan Pemberitaan GEN-A]





