#Saat kita bersatu, musibah sebesar apa pun akan terasa lebih ringan. Aceh selalu kuat
BANDA ACEH – Penanews.co.id – Di tengah duka dan kelelahan warga akibat banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, hadir secercah harapan.
Kepala BPOM RI, Prof. dr. Taruna Ikrar, mempercepat agenda luar kotanya demi melihat langsung kondisi masyarakat terdampak.
Sebagai dokter dan aktivis kemanusiaan sejak masa mudanya, Taruna merasa terpanggil untuk turun tangan, membawa bantuan baik secara pribadi maupun melalui gerakan kepedulian keluarga besar BPOM di seluruh Indonesia. Usai menjalankan misi di Aceh, Taruna dijadwalkan melanjutkan perjalanan kemanusiaan ke Medan dan Padang.

Setibanya di Aceh, Taruna Ikrar didampingi Staf Khusus Kepala BPOM, dr. Wachyudi Muchsin, serta Kepala Balai Besar POM Aceh, Riyanto. Mereka turun langsung membawa logistik sekaligus meresmikan Posko BPOM Peduli Banjir Aceh, sebuah ruang pemulihan bersama bagi warga terdampak maupun relawan yang bekerja tanpa lelah menembus wilayah-wilayah terisolasi.
Dalam kesempatan itu, Prof. Taruna menyampaikan bahwa kedatangannya ke Aceh bukan sekadar menjalankan tugas formal sebagai Kepala BPOM, tetapi sebagai sahabat dan saudara memberikan ribuan bantuan bagi warga aceh walau seadanya semoga bermanfaat baik sembako, obat obat , selimut , lampu minyak dan lain sebagainya ujar taruna
“Saya datang ke Aceh bukan hanya sebagai Kepala BPOM, tetapi sebagai sahabat dan saudara yang ingin melihat langsung kondisi saudara-saudara kita di Aceh. Di masa sulit seperti ini, kita harus menguatkan satu sama lain,” ungkap Taruna dengan nada penuh empati.
![]()
Suasana haru semakin terasa saat sejumlah warga mendatangi posko. Salah satunya, Ibu Akbar tak kuasa menahan sedih dari Kabupaten Bireuen, yang hampir sepekan tidak dapat menghubungi keluarganya akibat terputusnya jaringan komunikasi. Ceritanya membuat suasana hening. Taruna tampak menenangkan sambil memastikan bahwa BPOM bersama pihak terkait akan membantu semaksimal mungkin. Momen tersebut menegaskan kehadiran BPOM yang tidak hanya membawa bantuan, tetapi juga membawa kehangatan kemanusiaan.
BPOM menghadirkan konsep posko yang ramah komunitas dan humanis, menyediakan layanan konseling trauma, ruang istirahat, hingga “warkop transit”ruang hangat yang menyajikan kopi Aceh, makanan ringan, serta tempat relawan melepas penat, bermain gaplek, menunaikan salat, atau sekadar berbincang untuk memperkuat mental sebelum kembali ke lapangan.
Dalam sambutannya, Taruna menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam respons bencana.
“Kita belajar dari Aceh bahwa kemanusiaan selalu lebih kuat daripada bencana. Posko ini bukan sekadar bangunan, tetapi tempat seluruh pihak saling menguatkan warga, relawan, tenaga kesehatan, dan pemerintah,” ujarnya.
Layanan konseling dilaksanakan oleh keluarga besar BPOM bersama tenaga pendamping profesional untuk mendampingi warga khususnya anak-anak dan lansia yang mengalami trauma. Sementara itu, warkop transit menjadi ruang koordinasi informal yang mempererat solidaritas dan menumbuhkan kembali semangat relawan.
Pada penghujung kunjungan, Taruna Ikrar melakukan penanaman pohon, sebagai simbol kasih sayang kemanusiaan. Tindakan tersebut menggambarkan bahwa harapan selalu dapat ditanam kembali, bahkan di tengah bencana. Tanam pohon menjadi pesan bahwa kepedulian tidak hanya berupa bantuan fisik, tetapi juga upaya memulihkan kehidupan, lingkungan, dan batin masyarakat secara berkelanjutan.
Taruna juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah, organisasi kemanusiaan, tenaga kesehatan, relawan, dan pelaku usaha yang bergerak cepat membantu Aceh.
“Saat kita bersatu, musibah sebesar apa pun akan terasa lebih ringan. Aceh selalu kuat, dan kita berdiri bersama masyarakat untuk bangkit kembali,” tegasnya.
Dari Aceh, Taruna melanjutkan misi kemanusiaannya ke Medan dan Padang, meneguhkan komitmen BPOM untuk selalu hadir ketika masyarakat membutuhkan.
“Semua daerah bencana kita terjun langsung melihat dan mendengar keluhan,”pungkas taruna.






