BIREUEN – Penanews.co.id – Putusnya jembatan rangka baja yang menghubungkan Gampong Rancong, Kecamatan Kuta Blang, dengan Gampong Samuti Aman, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, sebulan yang lalu akibat diterjang banjir, telah membawa dampak besar bagi kehidupan warga setempat.
Sejak diterjang banjir bandang sebulan lalu, hingga Kamis (25/12/2025), jembatan tersebut belum juga disentuh untuk perbaikan, menyebabkan ratusan warga hidup dalam kondisi serba terbatas dan terputus dari aktivitas ekonomi dan pendidikan..
Warga Gampong Rancong kini harus berjuang menghadapi kesulitan sehari-hari. Jalur utama menuju Pasar Geurugok tidak lagi bisa dilalui, sehingga hasil pertanian dan peternakan yang selama ini menjadi sumber penghasilan utama sulit untuk dijual. Sementara itu, anak-anak sekolah terpaksa menempuh rute yang lebih jauh dan berbahaya demi melanjutkan pendidikan.
Keuchik Rancong, Junaidi, menyampaikan bahwa situasi tersebut sangat membebani masyarakat yang selama ini, warga menggantungkan perekonomian pada akses menuju Pasar Geurugok.
Ia mengatakan biasanya masyarakat membawa hasil pertanian dan ternak ke Pasar Geurugok melalui jembatan itu satu satunya..
“Sekarang semuanya terhambat. Aktivitas ekonomi nyaris lumpuh,” ujarnya.
Selain kerusakan jembatan, abrasi juga memperparah keadaan. Menurut Junaidi, abrasi telah mengikis sekitar 85 meter badan jalan dan semakin mendekati jembatan penghubung Kuta Blang–Gandapura.
“Di Gampong Ujong Blang, jalan sepanjang kurang lebih 700 meter kini sudah berubah menjadi saluran air,” kata Junaidi.
Padahal, jalan tersebut merupakan jalur vital bagi warga, baik untuk mencari nafkah hingga ke Kuta Blang dan Lhokseumawe, maupun sebagai akses utama anak-anak menuju sekolah.
Saat ini, satu-satunya jalur menuju Gampong Rancong hanya bisa ditempuh melalui Bugak, Kecamatan Jangka. Namun, jarak tempuh yang lebih jauh serta kondisi jalan yang rusak membuat akses tersebut tidak ideal.
“Kami sangat berharap pemerintah segera turun tangan. Jalan dan jembatan ini sangat penting bagi kehidupan masyarakat kami,” ujar Junaidi penuh harap.
Gampong Rancong sendiri dihuni sekitar 615 jiwa atau 180 kepala keluarga yang tersebar di tiga dusun, yakni Dusun Geulumpang, Karieng, dan Kutahoem. Selama akses utama belum kembali normal, ratusan warga harus bertahan dalam keterbatasan sambil menunggu langkah nyata dari pihak berwenang.[]
Sumber kabarbireuen.com





