Meseum Tsunami Aceh (Foto: Viva. co.id)
JAKARTA — Penanews.co.id — Bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan)) menyinggung nama Museum Tsunami yang dibangun di Aceh masih meminjam diksi “Tsunami” yang berasal dari bahasa Jepang.
Padahal, ia berpendapat Indonesia memiliki bahasa lokal sendiri yang merujuk tsunami, yakni ‘smong’ dari bahasa daerah Simeulue, Aceh.
“Tsunami itu berasal dari bahasa mana? Kata tsunami? Jepang lah. Di Aceh ada museum tsunami. Pertanyaannya, ada enggak kata itu dari Bahasa Aceh? Ada, namanya ‘smong’. Bagaimana di Aceh kita buat sebuah museum meminjam bahasa Jepang sebagai museum peristiwa di 2004 yang sebenarnya bisa kita bisa sebut istilahnya Museum Smong Indonesia,” kata Anies saat menghadiri acara di Tugu Kunstkring, Menteng, Jakarta, Kamis (26/10).
Ia menerangkan smong diartikan sebagai hempasan gelombang air laut yang berasal dari Bahasa asli Simeulue, Aceh. Secara historis, sambungnya, smong merupakan kearifan lokal dari rangkaian pengalaman masyarakat Aceh pada masa lalu terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.
Anies menilai Aceh memiliki pengalaman sejak dahulu terkait bencana smong atau hempasan gelombang air laut itu ke daratan. Sehingga, hanya daerah tertentu saja yang memiliki kosakata smong lantaran pernah memiliki pengalaman demikian.
“Hanya daerah yang pernah merasakan smong, yang akan menyebut smong. Daerah lain enggak punya kosakata itu, karena dia tidak punya punya pengalaman atas peristiwa itu, smong, bukan tsunami,” tegas eks Mendikbud itu.
Berdasarkan pencarian di KBBI daring pada Jumat (27/10) pukul 09.48, tak ditemukan entri kata ‘smong’. Kemudian merujuk pada situs Pemprov Aceh, tertulis, “kata Smong begitu akrab di kalangan masyarakat Simeulue. Smong diartikan sebagai hempasan gelombang air laut yang berasal dari Bahasa Devayan, Bahasa asli Simeulue. Secara historis, Smong merupakan kearifan lokal dari rangkaian pengalaman masyarakat Simeulue pada masa lalu terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.”
Target penyerapan kata pada bahasa lokal ke dalam KBBI
Di sisi lain, Anies menyinggung ketika masih menjabat sebagai Gubernur Jakarta memiliki program menggunakan istilah Indonesia bagi terminologi yang menggunakan bahasa inggris untuk layanan perkotaan.
Semisal ia mencontohkan istilah MRT diartikan sebagai moda raya terpadu, bukan mass rapid transit. Sementara rangkaian keretanya dinamakan Ratangga.
“Lalu sistem transportasi, Jak Lingko namanya, Lingko itu kosakata dari Manggarai, yang kemudian sistem persawahan, distribusi air yang bentuknya seperti jaring laba-laba,” kata dia.
“Dan proses pergantian itu enggak mudah karena kita sudah terbiasa menggunakan terminologi bahasa asing,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Anies menargetkan penambahan kosakata di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjadi 250 ribu kosakata dalam waktu lima tahun ke depan jika menang dalam Pilpres 2024.
Ia menjelaskan kini kosakata Indonesia di KBBI baru berjumlah 150 ribu kosakata.
“Jadi saya berharap bisa mencapai angka 250 ribu dalam waktu lima tahun ke depan. Sehingga Indonesia lebih kaya,” tuturnya.(CNN Indonesia)
Baca juga; Tokoh Papua kecam ucapan rasis Letkol Tamami ke Praka Rian: Panglima TNI diminta bertindak
Baca juga; Gambar petruk muncul di samping spanduk Prabowo-Jokowi di Solo.
Baca juga; Badara Internasional Kertajati melayani 7 rute penerbangan
Baca juga; Fabio Wardley mempertahankan gelar kelas berat tinju menghentikan David Adeleye
Baca juga; Naas dua nelayan Aceh Singkil hilang kontak saat melaut
Baca juga; Siswa SMA dikeluarkan dari sekolah karena tantang Guru berkelahi
Baca juga; Amien Rais sebut Gibran milenial gadungan dan ingusan.
BACA LEBIH BANYAK LAGI KLIK DISINI