BANDA ACEH – Penanews.co.id — Akademi Universitas Abulyatama (Unaya) mengatakan Visi dan Misi pasangan Bustami Hamzah – Fadhil Rahmi tidak mencerminkan komitmen melanjutkan perjuangan almarhum Tu Sop.
Fadhil Rahmi diketahui pengganti Tgk. H. Muhammad Yusuf Abdul Wahab yang lebih kental di kenal dengan sebutan Tu Sop yang meninggal dunia setelah dua hari mengikuti tes kesehatan di RSUZA, Tu Sop meninggal di Jakarta.
Padahal masyarakat Aceh khususnya yang memiliki kaitan dengan dayah sangat menunggu komitmen itu tercetus secara tegas dalam pernyataan visi misi pasangan nomor urut 1 itu.
“Kalau kita dengar rumusan visi yang disampaikan sama sekali tidak mencerminkan perjuangan Tu Sop,” kata akademisi Unaya, Rabu (25/09/2024).
Menurut Usman, visi yang dinanti oleh masyarakat terkhusus ulama adalah terwujudnya pelaksanaan syariat Islam secara kaffah dan menjadi mercusuar nusantara.
“Visi itu yang tertanam kuat dalam benak masyarakat yang mencintai dan menghormati almarhum,” tambah Usman Lamreung.
Disebutkan, formulasi yang menyinggung Islam atau syariat Islam penting bagi Aceh. Sebagai negeri syariat di Indonesia identitas ini penting ada dalam rumusan visi.
“Rumusan tegas itu tidak ada dalam visi pasangan calon nomor urut 1 Bustami – Fadhil Rahmi, melainkan tersembunyi dalam aspek identitas. Jika begitu untuk apa Aceh memperjuangkan formalisasi syariat, cukup sebatas Islam kultural saja,” katanya.
Itulah, menurut Usman yang terbaca dalam visi Bustami Hamzah “Aceh Sejahtera, Berkeadilan, dan Beridentitas’.
Bagi Aceh, jika merujuk pikiran-pikiran kunci Tu Sop aspek kesejahteraan, keadilan dan identitas itu wujud jika Islam dan syariah wujud, bukan karena Aceh sejahtera, adil dan beridentitas baru wujud Islam dan syariahnya.
“Sebaiknya, Bustami – Fadhil Rahmi menegaskan saja bahwa mereka lebih condong dengan Islam kultural ketimbang Islam formalitas seperti yang diperjuangkan oleh ulama Aceh, ini agar publik tidak terkecoh dengan politisasi agama dah tokoh agama,” tutup Usman Lamreung. []