BANDA ACEH — Penanews.co.id — Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim murka dan mengecam keras tindakan Israel yang menahan ratusan aktivis, termasuk 12 warga negaranya, dari armada kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) yang membawa bantuan menuju Gaza.
Anwar langsung menghubungi rekannya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk meminta dukungan terkait insiden tersebut. Dalam sebuah video yang diunggah, Anwar terlihat menelepon Ketua Pengarah Sumud Nusantara Command Center (SNCC), Sani Araby, guna memperoleh informasi terkini mengenai perjalanan GSF.
Anwar menegaskan, pemerintah Malaysia tengah berupaya keras membebaskan para warganya yang ditahan.
“Saya dan tim terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak melalui jalur diplomasi agar relawan Malaysia maupun ASEAN segera dibebaskan,” tulisnya di akun Instagram pada Kamis (02/10/2025).
Mengutip CNN Indonesia, Anwar Ibrahim mengatakan Malaysia akan menggunakan segala cara yang sah dan sesuai hukum untuk memastikan Israel bertanggung jawab, terutama dalam hal-hal yang menyangkut warga negaranya.
“Keselamatan dan martabat rakyat kami adalah yang terpenting, dan kami tidak akan membiarkan mereka dikompromikan tanpa hukuman,” ujar Anwar.
Israel membajak kapal-kapal GSF dan menangkap relawan yang berada di kapal tersebut.
Juru bicara GSF Saif Abukeshek mengatakan 201 orang ini berasal dari 37 negara, di antaranya yaitu 30 orang dari Spanyol, 22 dari Italia, 21 dari Turki, dan 12 dari Malaysia. Salah satu yang ditahan yaitu aktivis iklim Greta Thunberg.
Penahanan itu terjadi saat rombongan kapal GSF mulai mendekati perairan Gaza. Berdasarkan unggahan GSF di media sosial, 13 kapal GSF dicegat dalam aksi ini.
Meski begitu, GSF melaporkan bahwa 30 kapal saat ini berhasil menghindari pasukan Israel dan melanjutkan pelayaran ke Jalur Gaza.
“30 Kapal masih berlayar dengan kuat menuju Gaza, jaraknya hanya 46 mil laut (85 kilometer), meskipun ada agresi terus-menerus dari angkatan laut Israel,” demikian laporan GSF.[]





