JAKARTA – Pemerintah Australia mengeluarkan peringatan perjalanan (travel warning) bagi warganya yang berencana mengunjungi Indonesia, termasuk Bali, pada akhir Mei. Peringatan ini menyoroti risiko keselamatan, termasuk insiden tenggelam akibat ombak besar dan arus deras di sejumlah pantai populer, seperti Bali.
Dalam pernyataan resmi di situs Smart Traveller, pemerintah Australia menyatakan, ““Kami meninjau saran kami untuk Indonesia dan terus menyarankan untuk berhati-hati,” tulis siunggahan situs itu
Selain itu, otoritas Australia juga mengingatkan warganya untuk memastikan kelengkapan dokumen perjalanan, termasuk persyaratan visa dan kondisi paspor.
Pihaknya menekankan bahwa pemerintah Indonesia memberlakukan aturan ketat terkait kerusakan paspor, bahkan penolakan masuk bisa terjadi jika paspor mengalami kerusakan seperti terkena air, robek kecil, atau halaman yang terlepas.
Peringatan ini muncul setelah salah satu warga Australia dilaporkan tenggelam di kawasan pesisir akibat kondisi laut yang berbahaya. Australia juga menilai banyak pantai di Indonesia, termasuk Bali, tidak memiliki penjaga pantai yang memadai.
Lebih lanjut, warga negara di Australia yang ingin ke Bali, diimbau untuk membaca saran ‘Yang boleh dan tidak boleh dilakukan’ dari pemerintah Provinsi Bali sebelum bepergian.
“Perilaku ofensif yang gagal menghormati budaya, agama, tempat ibadah, dan upacara adat setempat dapat menyebabkan hukuman pidana dan/atau deportasi,” demikian lanjut saran perjalanan Australia.
Mereka juga mengingatkan soal potensi risiko seputar minuman yang dicampur dengan zat beracun.
“Jangan meninggalkan makanan atau minuman tanpa pengawasan. Kasus keracunan metanol dalam minuman sebelumnya telah dilaporkan di Indonesia, termasuk di Bali dan Lombok,” lanjut saran itu.
Australia juga menyarankan warganya “untuk sangat hati-hati di Indonesia” dalam segala hal.
Pihak berwenang meminta warga Australia mempertimbangkan kembali kebutuhan untuk pergi ke Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan.
Mereka juga menyebutkan ada risiko serangan teroris yang terus berlanjut di Indonesia. Ikuti saran otoritas setempat jika terjadi sesuatu.
“Daerah wisata populer mungkin menjadi sasaran serangan teroris,” lanjut mereka.
Selain itu, Australia menyoroti protes publik dan acara yang melibatkan banyak orang terjadi secara berkala dan bisa berubah menjadi kekerasan tanpa pemberitahuan.
Jika terjadi demonstrasi, kemungkinan akan terjadi kemacetan lalu lintas dan akses terbatas ke lokasi. Hindari demonstrasi serta pantau media lokal untuk mendapatkan informasi terkini.
Australia juga menyoroti perjalanan dengan perahu atau feri bisa berbahaya.
“Operator perahu dan feri komersial dan swasta mungkin tidak mematuhi standar keselamatan dan pemeliharaan internasional. Warga Australia telah mengalami cedera serius atau meninggal dalam kecelakaan transportasi laut,” imbuh Australia.[]
Disadur dari CNN Indonesia
