PALEMBANG — Seorang siswi SMP Muhammadiyah Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), ANF (13), ditemukan tewas diracun oleh kakak iparnya sendiri, Rika Amalia (19).
Peristiwa pembunuhan ini bak judul film “ipar adalah maut”, yang sempat viral saat perilisan film drama Indonesia tahun 2024 yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo, kini menjadi kenyataan tragis di Palembang,
Peristiwa memilukan ini terjadi akibat dugaan dendam pribadi, di mana Rika diduga mencampurkan racun ikan (potas) ke dalam minuman jamu yang diberikan kepada ANF.
M Yusuf (58), ayah korban sekaligus mertua pelaku, mengungkapkan bahwa Rika sengaja menantang ANF untuk meminum jamu tersebut dengan iming-iming hadiah uang sebesar Rp 300 ribu.
“Benar dari keterangan dia (Rika), jamu tersebut yang diminumkan kepada anak saya, jamu yang dicampur Potas,” ungkap Yusuf saat hendak mensalatkan jenazah anaknya, dilansir tribunmedan.com, Kamis (19/12/2024).
Yusuf menjelaskan bahwa siasat Rika yakni dengan memberikan challenge atau tantangan minum jamu, dan akan diberi hadiah Rp 300 ribu jika mampu bertahan dan tidak muntah.
“Diduga memang Rika ini ingin melakukan niat itu pak terhadap anak saya,” katanya Yusuf sambil mengusap air matanya.
Meski antara Rika dan ANF tidak ada masalah serius, menurut Yusuf, ketegangan terjadi karena sebuah persoalan kecil. “Ini lantaran hanya bentrok kecil saya. Permasalahan HP korban disadap oleh kakak iparnya ini (pelaku),” ungkap Yusuf dengan mata yang memerah karena kesedihan mendalam.
Peristiwa ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan membuka luka lama yang memicu tindak kekerasan yang sangat tragis.
Dahulu, sambung Yusuf, memang keluarga yang menyuruh Yuda (kakak korban yang juga suami Rika) agar menyadap ponsel korban.
Tetapi, Yuda malah menyuruh istrinya yakni Rika, untuk menyadap ponsel ANF.
“Kami lakukan ini lantaran agar Yuda bisa memantau korban. Mungkin diduga korban tidak terima dicampuri istri sang kakak, dan HP-nya diambil serta data (chat) tiktok, Instagram dihapusin, membuat anak saya ini cekcoklah. Namun tidak sampai membesar, namanya anak kecil (korban) jadi hanya marah labil,” ungkapnya.
Diduga masih dendam, lebih jauh Yusuf mengatakan, Rika kemudian memberi tantangan kepada ANF.
“Rika ini mengajak korban untuk challenge meminum jamu. Jika korban tahan dan tidak muntah akan diberikan imbalan uang sebesar Rp 300 ribu,” bebenya.
Yusuf juga tidak menyangka jika Rika menjadi dendam kepada anaknya. Padahal, Rika dan suaminya sudah dibuatkan rumah oleh Yusuf.
“Rumah sudah dibuatkan meskipun kecil-kecil. Apa kurang puas,” ungkapnya.
Yusuf berharap kepada kepolisian agar pelaku dihukum setimpal dengan perbuatannya.
“Kami keluarga besar meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya,” tutupnya.
Kronologi
Sebelumnya, korban sempat berpamitan dengan Asmawati (57) ibunya.
Saat itu korban bercerita, ia diminta oleh kakak iparnya minum jamu dan bila berhasil melewati tantangan yang diberikan, korban akan diberi uang.
“Anak saat ini awal pamit sekitar pukul 13.00, berkompetisi minum jamu,” ungkap Asmawati kepada petugas.
Lanjut dijelaskan, jika korban menang dan bisa bertahan dengan tidak muntah maka ada imbalan atau hadiah berupa uang Rp300 ribu.
Merasa semua akan berjalan lancar, Asmawati melanjutkan aktivitas seperti biasa.
Dia pergi mengaji sekitar pukul 13.30 WIB dan baru pulang sekitar pukul 15.30 WIB.
“Saat pulang karena tidak melihat anak saya, lalu saya menanyakan keberadaan dia kepada Rika,” katanya.
Tetapi saat itu, sambung Asmawati, Rika mengaku tidak mengetahui keberadaan korban.
“Karena panik saya cari hingga keluar rumah, tetapi ketika saya kembali ke rumah, Rika ini sudah tidak ada lagi, kabur,” katanya.
Masih panik mencari, Asmawati dibuat panik saat saksi berinisial YD menunjukkan pesan WhatsApp yang didapatnya dari Rika.
Di pesan itu, Rika mengatakan tidak perlu mencari korban, karena remaja itu berada di belakang lemari.
“Ketika didapati anak saya ditemukan di belakang lemari pakaian dalam keadaan sudah meninggal,” ungkapnya.
Sempat dibawa ke RSUD Bari, jenazah korban kemudian dipindahkan ke RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang untuk dilakukan visum.
Keluarga korban sudah melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Palembang.
Sementara, Pawas Polsek SU I Palembang AKP Usman mengatakan setelah menerima laporan warga adanya penemuan mayat perempuan, pihaknya langsung mendatangi lokasi kejadian.
“Kita datangi TKP dan membawa korban ke rumah sakit. Dari informasi pihak keluarga, korban sempat meminum jamu yang diberikan oleh kakak iparnya. Saat ini masih kita lakukan penyelidikan terkait meninggalnya korban,” katanya.
Sumber tribunnews.com