Oleh: HT Anwar Ibrahim (wartawan)
BANDA ACEH – penanews.co.id Sudah hampir 10 (sepuluh) tahun Bank Aceh melakukan konversi dari sistem konvensional ke sistem syariah dan sejak saat itu Bank ini menjadi pilot project bagi daerah lain di Indonesia.
Lalu mengapa sistem syariah bank di Aceh kini digugat..?
Khusus bicara tentang Bank Aceh, sebelum dikukuhkan sebagai bank syariah merupakan bank umum satu-satunya dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) pertama di Indonesia yang dikonversikan ke sistem syariah secara menyeluruh.
Lalu mengapa pelaksanaan sistem bank syariah sekarang menjadi heboh di ranah publik Aceh..?
Hal tersebut disampaikan pengamat sosial dan ekonomi pembangunan Usman Lamreng dari Universitas Abulyatama (Abulyatama) Aceh Besar.
Menurut Usman konversi Bank Aceh beda dengan bank-bank syariah yang sudah ada sebelumnya. Ia pun mencontohkan seperti Bank Muamalat yang memang sudah sejak awal (sett-upnya) sudah syariah.
Sepengetahuannya proses konversi Bank Aceh sudah finalisasi. “12 pejabat Bank Aceh yang terdiri dari lima direksi, empat komisaris, dan tiga dewan pengawas syariah. Selama bank Aceh dinobatkan sebagai Syariah telah bekerja secara profesional, mereka bukan serta merta diangkat, tapi hasil mengikuti fit and proper test yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Artinya mereka lulus uji tentang kemampuan mengenai sistem perbankan syariah. Dan mereka dipandang dan dinyatakan layak dari segi manajemen syariah, sehingga terbukti bank ini sukses dan berkembang.
“Nah, tak heran memang, karena mereka adalah orang-orang yang berpengalaman di bidang perbankan, sehingga bisa melanjutkan kepengurusan Bank Aceh Syariah sampai berjaya seperti saat ini,” katanya.
Berbagai keberhasilan manajemen membuat Bank Aceh Syariah sangat siap menembus pangsa Syariah Nasional dan dalam waktu dekat juga akan bank devisa.
Karena itu masyarakat tak perlu meragukan kinerja manajemen BAS. Pasalnya, dengan berbagai tahapan yang disusun dalam timeline konversi Bank Aceh dari sistem konvensional ke sistem syariah saat itu telah dijalankan dengan sangat baik.
Bank Aceh pun sangat siap mengarungi kancah perbankan syariah dan sekarang, bukan hanya di Aceh tapi sudah pada tingkat skala nasional.
Setelah konversi ke sistem syariah, terbukti Bank Aceh telah menjadi bank umum syariah terbesar keempat secara nasional.
Dengan konversi Bank Aceh manajemen selain terus menambah SDM berbasis syariah juga menambah aset perbankan syariah secara nasional.
Penegasan itu disampaikan Direktur Utama (Dirut) Bank Aceh Syariah, Muhammad Syah, dalam pertemuan dengan Forum Pemred di ruang kerjanya, Jumat, 26 Mei 2023.
“Alhamdulillah kita sudah hampir sepuluh tahun bertransformasi menjadi Bank Umum Syariah (BUS) dan dalam waktu dekat menuju bank devisa,” tutur Muhammad Syah.
Dia menjelaskan, untuk menuju bank devisa pihaknya lagi menunggu izin dari OJK.
Memang izin OJK diberikan secara bertahap agar tim kita bisa bekerja mempersiapkan segalah hal untuk memperoleh izin operasional bank devisa
Selain itu, lanjut Muhammad Syah, di internal Bank Aceh juga terus melakukan penguatan sumber daya manusia (SDM) berbasis syariah. Selama ini sebagian besar karyawan dan karyawati Bank Aceh juga sudah memahami sistem syariah secara mendasar, apa lagi bagi mereka yang bertugas di bawah Unit Usaha Syariah (UUS).
Meski demikian, kata Muhammad Syah berbagai pendidikan dan pelatihan terus dilakukan agar SDM Bank Aceh Syariah benar-benar memahami sepenuhnya sistem perbankan syariah secara menyeluruh.
Peningkatan SDM itu dilakukan secara dan kontinyue baik oleh internal Bank Aceh melalui Lembaga Pendidikan Bank Aceh (LPBA) maupun melalui magang di luar di berbagai bank syariah di luar Aceh.
“Proses peningkatan SDM kita lakukan sesuai dengan kebutuhan operasinal bank. Sejalan dengan itu juga kita lakukan perbaikan-perbaikan dan penyelesaian terhadap kendala dan permasalahan yang muncul kedepan,” katanya dengan nada optimis..
Semua karyawan menyadari juga tau kedepan kendalanya pasti ada. Namun dengan SDM yang handal dan memadai, pihaknya yakin, semua bisa diselesaikan.
“InsyaAllah kita sudah siap menghadapi tantangan dengan SDM, perangkat dan sistem IT terbaru,” demikian ungkap Muhammad Syah. [chliss]
Bank Syariah Dibidani Aceh, Kini Menjadi Pilot Project Bagi Daerah
Oleh: HT Anwar Ibrahim (wartawan)
BANDA ACEH – penanews.co.id Sudah hampir 10 (sepuluh) tahun Bank Aceh melakukan konversi dari sistem konvensional ke sistem syariah dan sejak saat itu Bank ini menjadi pilot project bagi daerah lain di Indonesia.
Lalu mengapa sistem syariah bank di Aceh kini digugat..?
Khusus bicara tentang Bank Aceh, sebelum dikukuhkan sebagai bank syariah merupakan bank umum satu-satunya dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) pertama di Indonesia yang dikonversikan ke sistem syariah secara menyeluruh.
Lalu mengapa pelaksanaan sistem bank syariah sekarang menjadi heboh di ranah publik Aceh..?
Hal tersebut disampaikan pengamat sosial dan ekonomi pembangunan Usman Lamreng dari Universitas Abulyatama (Abulyatama) Aceh Besar.
Menurut Usman konversi Bank Aceh beda dengan bank-bank syariah yang sudah ada sebelumnya. Ia pun mencontohkan seperti Bank Muamalat yang memang sudah sejak awal (sett-upnya) sudah syariah.
Sepengetahuannya proses konversi Bank Aceh sudah finalisasi. “12 pejabat Bank Aceh yang terdiri dari lima direksi, empat komisaris, dan tiga dewan pengawas syariah. Selama bank Aceh dinobatkan sebagai Syariah telah bekerja secara profesional, mereka bukan serta merta diangkat, tapi hasil mengikuti fit and proper test yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Artinya mereka lulus uji tentang kemampuan mengenai sistem perbankan syariah. Dan mereka dipandang dan dinyatakan layak dari segi manajemen syariah, sehingga terbukti bank ini sukses dan berkembang.
“Nah, tak heran memang, karena mereka adalah orang-orang yang berpengalaman di bidang perbankan, sehingga bisa melanjutkan kepengurusan Bank Aceh Syariah sampai berjaya seperti saat ini,” katanya.
Berbagai keberhasilan manajemen membuat Bank Aceh Syariah sangat siap menembus pangsa Syariah Nasional dan dalam waktu dekat juga akan bank devisa.
Karena itu masyarakat tak perlu meragukan kinerja manajemen BAS. Pasalnya, dengan berbagai tahapan yang disusun dalam timeline konversi Bank Aceh dari sistem konvensional ke sistem syariah saat itu telah dijalankan dengan sangat baik.
Bank Aceh pun sangat siap mengarungi kancah perbankan syariah dan sekarang, bukan hanya di Aceh tapi sudah pada tingkat skala nasional.
Setelah konversi ke sistem syariah, terbukti Bank Aceh telah menjadi bank umum syariah terbesar keempat secara nasional.
Dengan konversi Bank Aceh manajemen selain terus menambah SDM berbasis syariah juga menambah aset perbankan syariah secara nasional.
Penegasan itu disampaikan Direktur Utama (Dirut) Bank Aceh Syariah, Muhammad Syah, dalam pertemuan dengan Forum Pemred di ruang kerjanya, Jumat, 26 Mei 2023.
“Alhamdulillah kita sudah hampir sepuluh tahun bertransformasi menjadi Bank Umum Syariah (BUS) dan dalam waktu dekat menuju bank devisa,” tutur Muhammad Syah.
Dia menjelaskan, untuk menuju bank devisa pihaknya lagi menunggu izin dari OJK.
Memang izin OJK diberikan secara bertahap agar tim kita bisa bekerja mempersiapkan segalah hal untuk memperoleh izin operasional bank devisa
Selain itu, lanjut Muhammad Syah, di internal Bank Aceh juga terus melakukan penguatan sumber daya manusia (SDM) berbasis syariah. Selama ini sebagian besar karyawan dan karyawati Bank Aceh juga sudah memahami sistem syariah secara mendasar, apa lagi bagi mereka yang bertugas di bawah Unit Usaha Syariah (UUS).
Meski demikian, kata Muhammad Syah berbagai pendidikan dan pelatihan terus dilakukan agar SDM Bank Aceh Syariah benar-benar memahami sepenuhnya sistem perbankan syariah secara menyeluruh.
Peningkatan SDM itu dilakukan secara dan kontinyue baik oleh internal Bank Aceh melalui Lembaga Pendidikan Bank Aceh (LPBA) maupun melalui magang di luar di berbagai bank syariah di luar Aceh.
“Proses peningkatan SDM kita lakukan sesuai dengan kebutuhan operasinal bank. Sejalan dengan itu juga kita lakukan perbaikan-perbaikan dan penyelesaian terhadap kendala dan permasalahan yang muncul kedepan,” katanya dengan nada optimis..
Semua karyawan menyadari juga tau kedepan kendalanya pasti ada. Namun dengan SDM yang handal dan memadai, pihaknya yakin, semua bisa diselesaikan.
“InsyaAllah kita sudah siap menghadapi tantangan dengan SDM, perangkat dan sistem IT terbaru,” demikian ungkap Muhammad Syah. [chliss]