PERNYATAAN Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, yang meremehkan bencana di Sumatera sebagai “hanya mencekam di media sosial” telah memunculkan gelombang kekecewaan dan kemarahan di kalangan masyarakat. Bagaimana bisa seorang pejabat tinggi pemerintah dapat mengeluarkan pernyataan yang begitu tidak sensitif dan jauh dari realitas? Apakah penderitaan mendalam yang dialami warga terdampak bencana hanyalah ilusi semata?
Realitas di lapangan justru bertolak belakang. Siaran televisi nasional setiap hari menyajikan laporan breaking news yang menggambarkan situasi sebenarnya. Warga yang kehilangan tempat tinggal, akses yang sulit, listrik yang padam, dan logistik yang tersendat… ini bukan isu yang dibesar-besarkan, tapi kenyataan pahit yang dihadapi ribuan orang.
Pertanyaan besar yang muncul adalah, apakah Kepala BNPB gagal memperoleh data akurat mengenai dampak banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat? Apakah mereka tidak turun langsung ke lapangan untuk melihat situasi sebenarnya? Atau apakah mereka terlalu sibuk dengan urusan lain sehingga tidak memiliki waktu untuk memperhatikan penderitaan warga?
Pernyataan Kepala BNPB tidak hanya meremehkan keseriusan situasi, tapi juga memperlihatkan kesenjangan besar antara laporan resmi dan kenyataan di lapangan. Ini bukan hanya masalah teknis, tapi juga masalah kemanusiaan. Bencana bukan sekadar angka statistik, melainkan tentang kehidupan manusia yang penuh harapan dan impian.
Upaya mengalihkan isu dengan berlindung di balik “kehebohan di media sosial” hanya akan memperdalam ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah. Saat ini bukan waktunya untuk saling menyalahkan, melainkan untuk bertindak cepat dan efektif. Inilah saatnya mendengarkan keluh kesah warga terdampak dan merespons kebutuhan mendesak mereka.
Mari kita jaga nilai kemanusiaan dan solidaritas dalam menghadapi bencana. Jangan biarkan mata kita tertutup oleh retorika kosong, tapi bukalah mata hati untuk merasakan penderitaan sesama. Ulurkan tangan kita, berikan bantuan sekecil apa pun, karena sangat berarti bagi mereka yang berjuang membangun kembali kehidupan mereka.
Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah untuk menangani bencana ini. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk membantu warga terdampak. Mari kita bersatu, bekerja sama, dan menunjukkan bahwa kita peduli dengan sesama. Karena pada akhirnya, itulah yang membuat kita manusia.[]



