BANDA ACEH — Penanews.co.id – PT Pembangunan Aceh (PEMA) Perseroda menggelar pertemuan dengan Universitas Syiah Kuala (USK) terkait Sistem Monitoring real-time gempa mikro dan CO2 pada Reservoir Carbon Capture and Storage (CCS) Arun yang berlokasi di Head Office PT PEMA, Banda Aceh pada Kamis, (15/02/2024).
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) USK, diwakili oleh Prof. Dr. Muksin sekaligus menggandeng pihak eksternal yakni tim Seismolog asal Jerman (Gempa.de), Dr. Bernd Weber. Sedangkan perwakilan dari PEMA dihadiri oleh Direktur Utama, Ali Mulyagusdin; Manajer Eksekutif Komersial, Almer Hafis Sandy; dan Manajer Industri dan Perdagangan, Sadikin Nugraha.
Pada pertemuan tersebut, pihak Gempa.de menerangkan terkait penelitian mereka tentang alat pendeteksi gempa yang telah digunakan pada beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Jerman. Berdasarkan riset, Gempa.de membutuhkan dukungan perusahaan lokal seperti PT PEMA. Apabila agenda tersebut berjalan sesuai rencana, maka PT.PEMA akan membentuk tim khusus untuk membantu merealisasikan alat detektor gempa pada beberapa sumur wilayah kerjanya. Tim tersebut nantinya akan dikelola melalui program dana padanan (Kedaireka).
Program Dana Padanan atau sebelumnya dikenal dengan Matching Fund, adalah sebuah program yang memberikan pendanaan kepada perguruan tinggi dan industri yang berkolaborasi dalam pengembangan inovasi melalui platform Kedaireka. Program Dana Padanan 2024 sendiri masih diarahkan pada lima prioritas riset atau rekacipta yang mendukung transformasi Indonesia. Kelima prioritas tersebut diantaranya; ekonomi hijau, ekonomi biru, ekonomi digital, penguatan pariwisata, dan kemandirian kesehatan.
“Kedatangan tim USK dan tim Seismolog dari Jerman ke kantor PEMA ini merupakan langkah dukungan dari dunia pendidikan terhadap perkembangan ekonomi khususnya di Aceh. Kolaborasi ini diharapkan akan semakin memudahkan PEMA dalam berinovasi dan melakukan monitoring pada kegiatan bisnisnya dan juga membuka lapangan penelitian untuk meningkatkan kapasitas dari para mahasiswa dan dosen di USK”, ucap Manager Eksekutif Komersial, Almer Hafis Sandy.
Benefit yang akan didapatkan dari kerja sama antara PT PEMA dengan TDRMC USK yang menggandeng pihak swasta dari Jerman tersebut ialah hasil riset alat detektor gempa dapat dimanfaatkan untuk memprediksi kemungkinan bencana pada wilayah kerja PEMA yang beresiko, sehingga bisa menjadi upaya mitigasi dan berpengaruh pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Project tersebut akan berjalan sesuai perencanaan sekitar 1-2 tahun, Untuk saat ini telah tersedia beberapa detektor di Aceh dan PEMA siap mendukung terselenggaranya penelitian yang sama pada wilayah lainnya diseluruh Aceh.[chliss]
Baca juga; Sidang Perdana Sengketa Pemilu di Jateng atas Laporan Tim AMIN 502.564 DPT Janggal
Baca juga; Demo Mahasiswa di Banyumas diwarnai Saling Dorong dan Bakar Ban
Baca juga; Jokowi Ketemu Surya Paloh itu Tanda-tanda Rekonsiliasi; kata Pakar UNS:
Baca juga; 18 Anggota Geng Motor di Medan Ditangkap Saat Mau Tawuran, 4 Orang Ditahan
Baca juga; Massa di Depan Bawaslu Dorong Barikade, Polisi Imbau Tenang