BLANG PIDIE – Ketua Mustasyar Partai Aceh Sejahtera (PAS) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Teungku Ramli Sulaiman, menyampaikan keprihatinan yang mendalam terkait dengan sikap Tu Bulqaini mengenai pengelolaan dana kampanye.
Melalui handphone dari Blangpidie, Teungku Ramli Sulaiman yang juga Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Kabupetan Aceh Barat Daya, mengatakan dana kampanye Om Bus, tidak dialokasikan secara transparan dan malah masuk ke rekening pribadi.
“Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai integritas manajemen dana kampanye dari Om Bus dalam Partai PAS di Aceh sendiri.”sebut Teungku Ramli Sulaiman melalui HP, Senin (09/12/2024) sore.
Menurut Teungku Ramli Sulaiman, tidak transparan dalam pengelolaan dana kampanye bukan sekadar isu internal yang kecil. Sebaliknya, ini menyangkut marwah dan kehormatan partai politik.
Pihaknya menekankan pentingnya keterbukaan dan musyawarah dalam pengambilan keputusan, terutama karena pengurus PAS rata-rata berasal dari kalangan Dayah, yang seharusnya memiliki standar etika yang tinggi dalam berpolitik.
Dalam pandangannya, dukungan yang diberikan oleh ulama dan pemimpin masyarakat haruslah berdasarkan pada prinsip kejujuran dan keadilan, bukan pada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Praktik pengelolaan dana yang tidak transparan seperti ini berpotensi mengikis kepercayaan publik terhadap partai. Ketua Mustasyar Tengku Ramli Sulaiman berargumen, jika pengelolaan dana kampanye dibiarkan dalam ketidakjelasan, maka partai politik tidak akan mampu memenangkan kandidat manapun, dan bahkan dapat ditinggalkan oleh pemilih.
“Dalam dunia politik yang kompetitif, transparansi bukan hanya sebuah nilai, itu adalah kebutuhan fundamental untuk memastikan dukungan masyarakat.”katanya
“Peralihan dukungan, seperti yang terjadi dari Om Bus – Syech Fadil ke Mualem – Dek Fadh, menunjukkan dampak langsung dari isu ketidaktransparanan ini.”imbuhnya.
Menurut Teungku Ramli Sulaiman, Majelis Pimpinan Wilayah, terutama kalangan Mustasyar Aceh Barat Daya mengambil langkah untuk menyatakan ketidakpuasan mereka sehingga dapat memberikan sinyal tegas kepada pengurus partai sebelum pilkada bahwa masalah ini bukanlah hal sepele yang bisa diabaikan.
Disebutkan, dukungan yang mengalir dari ulama dan masyarakat kepada kandidat tertentu, menggambarkan bagaimana mereka memandang integritas dan cara kerja dari partai pendukung tersebut.
“Penting untuk menyadari bahwa kehidupan politik di Aceh membutuhkan komitmen yang jelas dari semua pihak terhadap prinsip-prinsip transparansi, kejujuran, dan akuntabilitas.”jelasnya.
Pimpinan Dayah Madinatuddiniyah Al Mujahidin ini menjelaskan, dengan langkah-langkah yang tepat, adalah mungkin bagi PAS Aceh untuk merenovasi strategi pengelolaannya, membangun kepercayaan masyarakat, dan akhirnya meraih keberhasilan dalam pemilihan yang akan datang, dan agar semua elemen dalam partai memperbaiki pola pikir serta praktik dalam berorganisasi.
“Tanggung jawab moral dan etika yang harus diemban oleh setiap pengurus partai untuk memastikan partai tidak hanya menjadi wadah politik, tetapi juga menjadi contoh, sehingga PAS Aceh dapat kembali meraih kepercayaan dan dukungan masyarakat luas.”pungkas Teungku Ramli Sulaiman.