Dinamika Politik Pilkada Aceh Semakin Dinamis dan Memanas.

by


Oleh : Dr. Usman Lamreung

Sehari sebelum debat, muncul pemberitaan di media yang menyebutkan bahwa Pilkada Aceh berpotensi rawan dan membutuhkan tambahan pengamanan dari aparat.

Potensi kerawanan di setiap daerah memang bisa terjadi dengan skala rendah, sedang, atau tinggi, termasuk di Aceh. Namun, aparat keamanan dipastikan sudah memetakan potensi ini dan menyiapkan langkah antisipasi.

Saat debat berlangsung, terjadi kericuhan yang bermula dari temuan alat bantu elektronik. Temuan ini sebenarnya sudah diingatkan oleh tim Paslon 02 kepada penyelenggara (KIP), tetapi respons KIP terkesan lambat, sehingga memicu protes.

Baca juga; Polda Metro Ungkap Peredaran Sabu Jaringan Timur Tengah, 389 Kg BB Diamankan

Akibat protes tersebut, debat dihentikan sementara untuk memberi ruang bagi diskusi antara kedua tim dan KIP. Setelah mencapai kesepakatan, KIP menegaskan bahwa penggunaan alat elektronik dilarang dan menyatakan rencana untuk melanjutkan debat.
Namun, debat akhirnya dibatalkan oleh KIP dengan alasan waktu siaran langsung sudah habis. Keputusan ini memicu ketidakpuasan dari tim Paslon 01, yang berujung pada ketegangan di lokasi.

Baca juga; Debat Ketiga Paslon Gubernur Aceh Berakhir Ricuh, KIP: Acara Dihentikan

Aparat keamanan kemudian turun tangan untuk menenangkan situasi dan meminta semua pihak meninggalkan gedung. Tim pendukung Paslon 02 keluar lebih dahulu secara tertib tanpa insiden.

Kami menduga kericuhan yang terjadi dalam debat tersebut merupakan bagian dari skenario tertentu. Hal ini bisa jadi terkait dengan pernyataan sebelumnya tentang Pilkada Aceh yang rawan dan membutuhkan tambahan aparat keamanan. Provokasi yang diduga diarahkan kepada pendukung Paslon 02 tampaknya tidak berhasil memancing respons negatif karena berhasil diredam.

Baca juga; Om Bus: Pembatalan Debat Pilgub Aceh adalah Pelanggaran Pemilu

Baca Juga:  Heri Julius Ditunjuk sebagai Sekretaris Partai Nasdem Aceh

Namun, isu ini kemudian diangkat di media dan media sosial, dengan narasi yang seolah-olah menyudutkan Paslon 02 sebagai pemicu kericuhan.

Kampanye di media semacam ini merupakan propaganda yang sengaja dimainkan untuk membangun opini publik bahwa Paslon 02 adalah pihak yang memulai kericuhan. Padahal, setiap peristiwa pasti memiliki penyebabnya.

Sebenarnya paslon 02 pada posisi sangat prima dan full performa semalam dan pendukungpun sangat kecewa debat terhenti sehingga berbagai hal penting yang akan dilakukan untuk bangun Aceh tertunda penyampaian semalam.

Dengan sisa waktu kampanye yang tinggal beberapa hari, mari kita jaga kedamaian Pilkada Aceh. Wujudkan pilkada yang damai, bebas dari provokasi, dan tanpa penyebaran hoaks.
—————————
Penulis adalah Pengamat Politik dan Kebijakan Publik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *