Ditulari Ibunya, Siswi Kelas 2 SD di Surabaya Berjuang Melawan HIV

by
Ilustrasi Kasus HIV/AIDS | Foto Nibros Hassani)

SURABAYA — F, berusia 9 tahun, siswi kelas 2 SD asal Kelurahan Mojo, Surabaya, menghadapi cobaan berat akibat virus HIV yang dideritanya. F, yang merupakan anak kedua dari Dani Ari Prabowo (35), terinfeksi HIV saat merawat ibunya. Dan kini sudah didiagnosa stadium akhir.

Ibu F dengan penderita HIV telah meninggal dunia dan ia sekarang berada dalam asuhan neneknya Kanipah.

Pada tahun 2022, F didiagnosa dengan HIV stadium awal dan meskipun sempat mengalami perbaikan, bahkan bisa beraktivitas normal selayaknya anak usia 9 tahun., kondisinya kembali menurun pada tahun 2023.

Pada September 2024, F dinyatakan dalam stadium akhir. Meskipun tantangan ini, semangat hidupnya tetap tinggi dan ia terus berdoa untuk kesembuhan.

Melansir detikJatim, Nenek F, yakni Kanipah (57) menceritakan bila cucunya didiagnosa HIV karena tertular dari sang ibu. Orang tua F telah bercerai, dan F ikut dengan ibunya di Surabaya.

Lalu, ibunya sakit dan F yang merawat ibunya. Ibunya sempat memiliki luka yang mengeluarkan darah beserta nanah, F pun membersihkan luka tersebut. Hingga akhirnya ibu F meninggal dunia pada tahun 2021.

“Ternyata mamanya meninggal karena HIV juga. Saya baru tahu mamamya meninggal karena HIV saat keluarga mamanya memberitahu waktu F opname, jadi bukan karena penyakit kulit. Kenapa baru dikasih tahu,” cerita Kanipah dengan menahan air mata saat ditemui detikJatim di rumahnya, Selasa (22/10/2024).

Tak hanya F yang tertular dari sang ibu, namun adik tirinya yang masih berusia 20 hari juga tertular HIV. Adik F meninggal dunia akibat virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh itu.

F adalah anak kedua dari ayah kandungnya. Kemudian, saat sudah berpisah dengan ayah kandungnya, ibunya menikah lagi dan memiliki dua anak. Anak pertama usia 4 tahun dan anak kedua meninggal kena HIV saat berusia 20 hari.

Baca Juga:  Ribuan Santri Gelar Aksi Unjuk Rasa di Mapolda DIY, ada Apa?

Kanipah menceritakan selama sakit, F tidak pernah menanyakan penyakitnya apa. Namun, pada saat berdoa malam hari, F pernah menyesalkan penyakit yang ditularkan oleh mendiang ibunya kepada dia.

“F nggak pernah tanya sakit apa, dia ngomong sendiri “kenapa sih ma, kenapa mama tega, penyakit mama dikasihkan saya”,” katanya.

Meski sedang sakit parah, F memiliki semangat hidup tinggi. Setiap malam saat tak bisa tidur, ia selalu selawatan dan berzikir meminta kesembuhan kepada Tuhan.

“Setiap malam wiritan, dia berdoa, baca al-Fatihah, surat-surat pendek, bawa tasbih. Dia bilang, “uti-uti tolong bacakan aku yasin, sudah malam”. Tidur sebentar lalu minta lagi dibacakan yasin,” jelasnya.

Selama sakit, F telah mendapat bantuan dari puskesmas berupa susu hingga popok. Sebagai seorang nenek, Kanipah berharap cucunya dapat pulih dan kembali beraktivitas seperti dulu.

Selain itu, Kanipah juga berdoa agar anaknya yang tak lain adalah ayah kandung F mendapat pekerjaan. Karena sudah tiga tahun tidak bekerja.

“Pengen sembuh F-nya, terutama ayahnya cepat dapat kerja dan ekonomi kembali normal,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *