SIDOARJO — Penanews.co.id — Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo pada dikagetkan dengan Insiden robohnya bangunan di bagian belakang gedung ponpes itu Senin sore (29/9/2025).
Tragedi itu menyebabkan puluhan santri mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perawatan intensif di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo.
Dari pantauan sekitar pukul 18.52 WIB menunjukkan suasana di sekitar IGD cukup padat. Keluarga para santri terlihat silih berganti masuk ke ruang perawatan untuk menjenguk anggota keluarga mereka yang menjadi korban.
Beberapa santri tampak terbaring di atas ranjang rumah sakit, mengenakan pakaian khas santri berupa baju koko putih dan sarung. Sebagian lainnya dirawat di dalam ruang IGD.
Salah satu keluarga korban, Noer, warga Pandaan, menyampaikan bahwa keponakannya, Ahmad Saugik, termasuk dalam daftar korban luka. Saugik mengalami cedera berupa retak pada tangan kanan.
“Masih nunggu rontgen dan (keputusan) apakah boleh pulang atau gimana,” katanya ketika ditemui di lokasi dilansir suarasurabaya.net.
Menurut penuturan Noer, keponakannya saat itu tengah membantu proses pengecoran bangunan di area ponpes sebelum bangunan tersebut mendadak roboh pada Senin sore.
Sedangkan satu keponakannya yang lain, yakni Ubai yang juga santri di sana, hingga kini masih belum ditemukan.
“Orang tuanya masih mencari ke RS Siti Hajar,” ungkapnya.
Informasi sementara yang diperoleh dari bagian front office RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, lebih dari 35 pasien yang dilarikan ke rumah sakit ini.
Hingga berita ini ditulis, belum ada informasi resmi dari pihak rumah sakit RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo. []





