DALAM menjalankan ibadah seperti salat dan tawaf, seorang muslim dituntut untuk berada dalam keadaan suci, baik dari hadats kecil maupun hadats besar. Hadats kecil dapat disucikan dengan berwudhu, sementara hadats besar mensyaratkan mandi junub atau jinabah.
Allah SWT menegaskan hal ini dalam Al-Qur’an, tepatnya di surat Al-Maidah ayat 6:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا…
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah.”
Lebih dari sekadar kewajiban ritual, mandi junub menyimpan berbagai hikmah. Sebagaimana dijelaskan oleh Musthafa Said Al-Khin dan ulama lainnya dalam kitab Al-Fiqhul Manhaji ‘ala Madzhab al-Imam Asy-Syafi’i (juz I, hlm. 72-73, Darul Qalam, Damaskus, 2012), salah satu hikmah penting dari mandi junub adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan Ganjaran Pahala
Mandi junub bukan hanya tindakan untuk menyucikan diri secara fisik, tetapi juga merupakan bentuk ibadah yang menunjukkan ketaatan kepada Allah. Karena itulah, pelaksanaannya mengandung nilai pahala. Kesucian diri juga merupakan bagian dari keimanan, sebagaimana dicapai melalui wudhu maupun mandi wajib. Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ pun menegaskan pentingnya menjaga kebersihan sebagai bagian dari iman.
اَلطُّهُوْرُ شَطْرُ الْإِيْمَانِ
Artinya: “Kesucian adalah separuh dari iman,” (HR. Muslim)
2. Menjaga Kebersihan
Sebagaimana diketahui, mandi bisa membersihkan tubuh dari berbagai kotoran yang menempel, debu yang melekat, atau keringat yang dikeluarkan. Mandi juga bisa melindungi tubuh dari kuman atau bakteri yang bisa membawa penyakit. Selain itu, dengan memiliki badan yang bersih akan membuat orang lain merasa nyaman dan tenang saat berdekatan. Diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah, ia berkata:
كَانَ النَّاسُ أَهْلَ عَمَلٍ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ كِفَاءَةٌ، فَكَانَ يَكُونُ لَهُمْ تَفَلٌ، فَقِيلَ لَهُمْ: لَوِ اغْتَسَلْتُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ
Artinya: “Manusia dahulu adalah para pekerja dan mereka tidak memiliki pembantu, sehingga badan mereka mengeluarkan bau. Lalu dikatakan kepada mereka: ‘Alangkah baiknya jika kalian mandi pada hari Jumat.’” (HR Bukhari dan Muslim)
3. Menyegarkan Tubuh
Selain menjaga kebersihan, mandi juga bisa membuat tubuh kembali prima serta mendapatkan kesegaran dan semangat baru. Aktivitas ini juga bisa menghilangkan rasa lelah, lesu, dan malas. Terlebih jika hal itu dilakukan setelah melakukan hubungan suami istri.
Dengan demikian, mandi junub tidak sekadar aktivitas untuk menghilangkan hadats besar, melainkan terdapat sejumlah hikmah yang bisa membawa manfaat bagi kehidupan seorang muslim, di antaranya adalah bisa menjadi sarana untuk meraih pahala, menjaga kebersihan dan kesehatan jasmani, serta memberikan kesegaran dan semangat baru. Wallahu a’lam.
Sumber kemenag.go.id





