Ini Sosok Muslim Terkaya, Berharta Rp 37 Triliun, berawal dari Pasar Tradisional

by
Pengusaha Malaysia, Syed Mokhtar Albukhar. | Foto Facebook @ Syed Mokhtar Albukhary

JAKARTA – Kesuksesan finansial kerap dikaitkan dengan ambisi tak kenal batas dan gaya hidup glamor. Namun, kisah Syed Mokhtar Albukhary, miliader Malaysia, justru menunjukkan sebaliknya: kekayaan bisa diraih melalui ketekunan, kerja keras, dan warisan nilai keluarga sederhana.

Bermula pada era 1960-an, Mokhtar kecil sudah terbiasa membantu orang tuanya yang berjualan di pasar tradisional. Sang ibu berdagang sayur, sementara ayahnya bekerja sebagai peternak. Kehidupan yang pas-pasan memaksanya putus sekolah, tetapi justru membentuknya menjadi pengusaha ulung sejak remaja.

Seperti dilaporkan Muslim Insider, Mokhtar menghabiskan hari-harinya di tengah hiruk-pikuk perdagangan pasar. Pengalaman inilah yang mengasah insting bisnisnya, membekalinya kemampuan membaca peluang dan membangun relasi—kunci kesuksesannya kelak.

Akibat sudah terasah sejak lama, ketika memulai bisnis sendiri pada usia 20 tahun atau tahun 1970, Shad tidak bingung. Dia sudah tahu harus berbuat apa ketika memulai bisnis. Alhasil, pria kelahiran 12 Desember 1951 ini memulai bisnis sendiri tanpa ragu usai mendapat pinjaman dari pemerintah.

Dia memulai usaha sebagai pedagang beras dan penyewaan truk. Truk-truk yang dimiliki dipakai sebagai angkutan beras dari pedagang lain. Alhasil, dia pun bisa untung lebih banyak selain berjualan beras. Sekalipun masih memulai bisnis skala kecil, Mokhtar teringat perkataan sang ibu: bahwa uang yang dimiliki sebagian harus disedekahkan. Dari sini dia rutin memberikan keuntungannya sebagai pedagang beras kepada 15 keluarga miskin.

“Kekayaan harus beredar. Ketika Anda menghasilkan uang, Anda harus memberikannya. Ibuku mengajari kami bahwa tidak ada yang menjadi milikmu sampai kamu memberikannya dengan sepenuh hati dengan harapan itu akan membuat hidup seseorang lebih mudah,” katanya seperti dikutip dari Nardy Seal.

Siapa sangka sikap-sikap demikian yang disertai kepandaian berwirausaha sejak kecil membuat setiap langkah bisnis Mokhtar moncer. Tak lama setelahnya, dia mendapat kontrak pasokan beras ke pemerintah. Sejak saat itu, bisnisnya makin berkembang pesat dan jadi contoh pengusaha pribumi yang sukses di Malaysia.

Selain pedagang beras, dia diketahui juga berbisnis di sektor perkebunan, pelabuhan, dan manufaktur.

Baca Juga:  Mahasiswi Muslim di Inggris yang dituduh anti-Semitisme memenangkan kasus melawan politisi

Khusus di sektor manufaktur, dia diketahui juga terlibat dalam produksi pakaian militer dan merek-merek ternama lain. Berkat semua bisnis itu, Forbes mengakuinya sebagai orang terkaya di Malaysia sejak 2005.

Pada tahun ini, dia menjadi salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaan US$ 2,2 miliar (Rp 37 triliun) versi Forbes Real Time. Ia juga menjadi orang terkaya ke-15 di Malaysia dengan harta US$ 1,3 miliar atau Rp 21,5 triliun sejak April 2024.

Saat sudah jadi orang terkaya pun dia masih mengikuti nasihat orang tuanya soal bersedekah. Dia aktif dalam kegiatan filantropi di Malaysia. Selain itu, dia juga tak ingin mengumbar harta kekayaan dan memilih hidup sederhana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *