WASHINGTON DC — Penanews.co.id — Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan bahwa setiap pengiriman rudal balistik dari Iran ke Rusia akan menandai peningkatan signifikan dalam konflik di Ukraina, Jumat, (07/09/2024). Peringatan ini muncul setelah laporan yang menunjukkan bahwa kedua negara tersebut telah memperkuat hubungan mereka dengan transfer senjata baru-baru ini.
Seperti diberitakan Reuters pada bulan Agustus mengungkapkan bahwa Rusia tengah menunggu kedatangan ratusan rudal balistik jarak dekat Fath-360 dari Iran. Selain itu, sejumlah personel militer Rusia dilaporkan sedang menjalani pelatihan di Iran mengenai penggunaan rudal berpemandu satelit ini, yang diperkirakan akan digunakan dalam konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.
Wall Street Journal mengonfirmasi pada hari Jumat bahwa rudal jarak pendek telah berhasil dikirimkan ke Rusia oleh Iran, menurut informasi dari seorang pejabat AS yang memilih untuk tetap anonim.
“Kami telah memperingatkan tentang meningkatnya kemitraan keamanan antara Rusia dan Iran sejak dimulainya invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina dan merasa khawatir dengan laporan ini,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Sean Savett.
“Setiap transfer rudal balistik Iran ke Rusia akan menjadi peningkatan dramatis dalam dukungan Iran terhadap perang agresi Rusia terhadap Ukraina.”
Pejabat AS lainnya mengatakan kepada Reuters bahwa mereka mengawasi dengan ketat potensi transfer rudal Iran-Rusia.
Langkah-langkah potensial itu muncul setelah Amerika Serikat dan mitra-mitranya, termasuk di Eropa, memperingatkan bahwa langkah Iran tersebut dapat menimbulkan konsekuensi. Negara-negara Barat telah mengamati hubungan Iran dan Rusia yang semakin erat dalam beberapa bulan terakhir dengan kekhawatiran yang meningkat.
Misi Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York mengatakan pada hari Jumat bahwa posisi Teheran mengenai konflik Ukraina tidak berubah.
“Iran menganggap pemberian bantuan militer kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik – yang menyebabkan meningkatnya korban manusia, kerusakan infrastruktur, dan menjauhnya negosiasi gencatan senjata – sebagai tindakan yang tidak manusiawi,” katanya.
“Oleh karena itu, Iran tidak hanya menjauhkan diri dari keterlibatan dalam tindakan semacam itu, tetapi juga menyerukan kepada negara lain untuk menghentikan pasokan senjata kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik,” kata misi tersebut.