“MKKS dan Kepsek Pun Diminta Klarifikasi”
TAPAKTUAN — Setelah heboh diterpa tuduhan terhadapnya terkait korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) viral, Kepala Dinas Pendidikan Cabang Aceh Selatan, Annadwi, kini semakin terpojok. Ia terlihat panik (syeh syoh) dan mulai mencari perlindungan serta pembelaan untuk menghindari sorotan publik.
Isu ini mencuat setelah kelulusan istrinya sebagai salah satu peserta PPPK, hingga memicu para kepala sekolah dari 46 SMA di wilayah tersebut untuk mengungkap perilaku yang tidak pantas dari atasannya.
Kala itu Beberapa kepala sekolah mengungkapkan bahwa Annadwi diduga memungut sejumlah uang antara Rp 10 juta hingga Rp 30 juta dari mereka yang ingin diangkat menjadi kepala sekolah.
Baca juga Isteri Kacabdin Aceh Selatan Berbekal Data “Aspal”, Lolos PPPK
Selain itu, praktik pengutipan lainnya pun terungkap. Sejumlah kepala sekolah mengungkapkan bahwa ada setoran sebesar 1 persen dari penarikan dana BOS yang harus diserahkan langsung kepada Annadwi.
Tidak hanya itu, setoran tambahan sebesar 3 persen juga diminta melalui MKKS. Dana bersumber dari BOS itu juga akan digunakan untuk kegiatan operasional Kantor Cabdin.
Atas semua tuduhan itu, Annadwi kepada BeritaMerdeka membantah semuanya. Menyangkut pemotongan fee dari sejumlah kegiatan ia mengaku tak pernah menerimanya.
Informasi diterima BeritaMerdeka, Selasa 21 Januari 2025 menyebutkan bahwa Kacabdin Annadwi mulai kelimpungan dan merasa terancam jabatannya.
Karenanya, mulai kelimpungan dan merasa terancam jabatannya dan terlihat mulai sibuk mencari perlindungan dan pembelaan supaya ia tidak dicopot dari jabatannya. Bahkan pihak MKKS dan Kepsek diminta untuk klarifikasi, seolah ia tidak melakukannya.
Menyangkut dengan kelulusan istrinya, menurut Annadwi karena teman tidurnya itu, sangat dibutuhkan. “Istri saya lulus sangat dibutuhkan, dia honorer di sejumlah sekolah,” kilahnya.[]
Sumber dikutip beritamerdeka.net