Karena Sakit Kronis, 29 Warga di Aceh Harus Jalani Ramadhan 2025 di Rumah Singgah BFLF, Berikut Daerah Asalnya

by

BANDA ACEH – Rumah Singgah Yayasan Blood For Life Foundation (BFLF) Indonesia terus memberikan layanan kemanusiaan bagi pasien dan keluarga kurang mampu yang sedang menjalani pengobatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.

Selama Ramadan 1446 Hijriah, rumah singgah ini tetap beroperasi tanpa henti, menyediakan tempat tinggal, makanan, serta fasilitas transportasi gratis bagi para pasien.

Ketua BFLF Indonesia, Michael Octaviano, menjelaskan bahwa rumah singgah ini menjadi solusi bagi pasien yang membutuhkan kontrol atau pengobatan berkala.

“Mereka yang sedang berobat terkadang harus bolak-balik dalam waktu dekat. Jika harus pulang ke kampung halaman, biaya transportasi bisa sangat besar,” ujarnya di Banda Aceh, Jumat 28 Februari 2025. 

Berlokasi di Jalan Kepiting No. 5 Bandar Baru, Banda Aceh, rumah singgah ini beroperasi 24 jam dan akan tetap terbuka bagi pasien dan keluarganya hingga Hari Raya Idul Fitri. Selain menyediakan tempat tinggal gratis, fasilitas lain yang ditawarkan meliputi makan, minum, serta layanan antar-jemput ke rumah sakit menggunakan ambulans.

Pasien yang membutuhkan layanan ini dapat menghubungi Call Center BFLF di nomor 0823-7080-9008.

“Silakan datang, temui para saudara kita yang sedang menjalani ujian hidup di bulan penuh kemuliaan ini,” ajak Michael.

Hingga saat ini, tercatat 29 orang sedang tinggal di rumah singgah, terdiri dari 10 pasien, 14 pendamping, serta 5 pengurus siaga. Sejak awal berdiri, rumah singgah ini telah membantu 1.478 pasien dari berbagai daerah di Aceh.

Layanan ini menjadi bukti nyata komitmen BFLF dalam meringankan beban pasien kurang mampu, terutama di bulan Ramadan yang penuh berkah.

“Silakan datang, temui para saudara kita yang sedang menjalani ujian hidup di bulan penuh kemuliaan ini,” kata Michael. 

Baca Juga:  Bawa Sajam Hendak Tawuran, Empat Remaja RAC Dibeurekah Warga Ie Masen

BFLF mencatat hingga saat ini, sebanyak 29 orang sedang tinggal di rumah singgah, terdiri dari 10 pasien, 14 pendamping, serta 5 pengurus siaga. Secara keseluruhan, sejak awal berdiri, rumah singgah ini telah membantu 1.478 pasien dari berbagai daerah di Aceh.  

Di antara pasien yang saat ini menjalani pengobatan di rumah singgah adalah Anggia Putri, 19 tahun dan Yusmawati, 44 tahun, asal Aceh Utara yang menderita autoimun dan tengah menjalani kontrol. 

Selanjutnya, M. Taura Pratama, 27 tahun, dari Bireuen sedang menjalani kontrol untuk tumor kepala, sedangkan Nelvi Indriani Nazara, 21 tahun, asal Aceh Singkil dirawat karena tumor leher. 

Kemudian Hafsah, 60 tahun dari Simeulue juga tengah menjalani kontrol akibat tumor yang dideritanya. Sementara itu, Kamisah, 31 tahun dari Pidie harus menjalani operasi bedah tulang belakang. 

Afriadi Yasnur, 51 tahun, dari Aceh Singkil sedang dalam proses kemoterapi untuk kanker laring yang ia derita. Begitu pula Deni Firmansyah, 24 tahun, dari Aceh Singkil tengah menjalani kontrol tumor.

Selain itu ada Muhammad Rizal, 50 tahun, dari Aceh Utara yang menjalani kontrol batu ginjal dan Waldian Arga, 16 tahun, dari Aceh Tamiang juga dirawat akibat kecelakaan yang menimpanya.  

“Saat ini, seluruh kamar di rumah singgah telah terisi penuh, namun ruang tamu masih dapat digunakan bagi pasien dan pendamping yang membutuhkan,” kata Michael. 

Michael mengatakan, BFLF tidak dapat bekerja sendiri dalam menjalankan program ini. Peran semua pihak mulai dari masyarakat, anak muda sangat dibutuhkan.

“Selama Ramadan kita juga terbuka bagi donatur yang ingin berbagi takjil, atau membahagiakan pasien dengan cara lainnya. Silakan datang ke rumah singgah untuk menghibur mereka. Sungguh, Allah sangat senang dengan orang yang memasukkan kebahagiaan dalam diri orang lain,” kata Michael.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *