Ketua DPRK Diskusi Prospek Usaha Warkop Bersama Pegiat Komunitas Kopi Takengon

by
by

BANDA ACEH – Penanews.co.id — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar, menerima kunjungan silaturahmi pegiat komunitas kopi dari Takengon, Kabupaten Aceh Tengah.

Kedatangan mereka disambut langsung Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, di ruang kerjanya lantai tiga Gedung DPRK Banda Aceh, Senin (04/03).

Pada kesempatan itu, atas nama Pimpinan DPRK Farid Nyak Umar menyambut baik dan menyampaikan terima kasih kepada komunitas kopi yang telah meluangkan waktu berkunjung dan bersilaturahmi ke DPRK Banda Aceh.

Farid juga menyampaikan potensi usaha kuliner bisnis warung kopi di Kota Banda Aceh, apalagi usaha warung kopi di Kota Banda Aceh terus berkembang dari generasi ke generasi. Makanya tidak mengherankan bila kota ini dikenal sebagai kota 1.000 warung kopi (warkop).
“Bisnis warung kopi di Banda Aceh sangat menjanjikan, sehingga pertumbuhannya sangat cepat. Bahkan palakhir-akhir ini bermunculan warkop dengan konsep terbuka,” kata Farid.

Farid menyebutkan, di setiap sudut kota terdapat warung kopi dari yang tradisional hingga modern. Berbagai kalangan dari usia muda hingga tua berkumpul menikmati secangkir kopi. 
“Apalagi Aceh dikenal bukan hanya sebagai penghasil kopi terbanyak, tapi warga Aceh juga penikmat kopi terbesar di negeri ini,” ujar Farid.

Sementara itu, seorang pengusaha kopi yang hadir dalam pertemuan itu, Ihsanuddin, menyampaikan, Banda Aceh merupakan salah satu daerah potensial bagi pengusaha kopi dalam mengembangkan usahanya.
“Kami melihat budaya di masyarakat Kota Banda Aceh menyelesaikan berbagai persoalan di warung kopi, tentu ini bagi kami pengusaha kopi ada peluang yang sangat besar,” kata Ihsanuddin.

Namun demikian, kata dia, masyarakat di Banda Aceh umumnya masih menggunakan jenis kopi robusta, sementara hasil produksi kopi yang paling besar di Takengon adalah jenis arabika.

Baca Juga:  Komisi III Usulkan Raqan Pemberian Insentif dan Kemudahan Penanaman Modal bagi Investor

Karena itu pihaknya ingin memperkenalkan kopi arabika Gayo dengan mengadakan event-event yang bisa mengedukasi masyarakat di Banda Aceh agar bisa lebih banyak lagi beralih ke kopi arabika.
“Karena kita ketahui bersama, kopi arabika ini kadar kafeinnya sangat rendah, tidak setinggi robusta, sehigga ketika di minum ini tidak menyebabkan asam lambung dan ganguan kesehatan lainnya,” tutur Ihsanuddin.

Sementara Sabardi, pengusaha kopi dari Gayo juga menyampaikan bahwa pihaknya sudah membangun bisnis kopi Ulunowih dengan tagline “Specialty Coffee from Gayo Farmer”. Ulunowih dalam baasa Gayo artinya kepala air, yang bermakna kehidupan manusia.
“Kopi produk kami selama ini mengikuti berbagai event di tingkat nasional dan juga kita pasarkan ke luar negeri. Alhamdulillah respon pasar sangat positif terhadap kopi dari dataran Gayo Aceh,” pungkas Sabardi.[Adv]

Baca juga; Tenda Jemaah Indonesia di Mina Musim Haji 1445 H, sudah tersedia Tempat Penyimpanan Air Cadangan

Baca juga; Pelaku pembuang bayi Sendiri di Nagan Raya dilimpahkan ke Kejari

Baca juga; Sambut Ramadhan, PIKABAS Bank Aceh Syariah Salurkan Bantuan Paket Sembako

Baca juga; Santri di Abdya Menggugah Para Orangtua Kembalikan Uang dari Caleg Pemilu 2024

Baca juga; MPU Aceh: Membeli kurma dari produk Israel saat Ramadan hukumnya haram

BACA SELENGKAPNYA KLIK DISINI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *