Ketua TP PKK Aceh Jemput Bola, Data Warga Miskin di Aceh Timur dan Aceh Utara

by

IDI – Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Marlina Muzakir, terus menunjukkan kepeduliannya terhadap warga miskin dengan menjemput bola untuk pendataan calon penerima bantuan rumah layak huni. Pada Kamis (20/3), Marlina bersama mantan Bupati Aceh Timur, Hasballah M. Thaib, dan istrinya mengunjungi Lhok Meureu, Kecamatan Darul Ihsan, Aceh Timur, untuk mendata kondisi Muzakkir, seorang warga yang hidup dalam keterbatasan.

Setibanya di lokasi, Marlina disambut penuh haru oleh Muzakir beserta istri dan anaknya. Ia kemudian memasuki rumah gubuk keluarga tersebut yang hanya berdinding triplek dan beralaskan tanah. Tak ada dapur, kamar mandi, atau fasilitas lain yang layak. Kondisi itu membuat Marlina tampak sedih.
Muzakkir, pria berusia 37 tahun itu, sehari-hari bekerja sebagai petani dengan penghasilan yang tidak menentu. Untuk meringankan beban keluarga tersebut, Marlina menyerahkan bantuan pangan berupa beras, telur, minyak goreng, dan kebutuhan pokok lainnya.

Selain itu, ia bersama Hasballah M. Thaib juga memberikan santunan uang tunai kepada keluarga Muzakir serta anak-anak di sekitar rumah.

“Insyaallah, kita akan membantu mengupayakan bantuan rumah layak huni bagi keluarga ini,” ujar Marlina.

Selain mendata Muzakkir, Marlina juga menyalurkan paket Ramadhan berisi bahan kebutuhan dapur kepada warga lain di Lhok Meureu. Dengan penuh semangat, ia berjalan kaki dari rumah ke rumah, meskipun harus menembus kawasan hutan.

Lanjut ke Aceh Utara, Kunjungi Rumah Warga yang Memprihatinkan

Usai di Aceh Timur, pada Kamis siang, Marlina melanjutkan perjalanannya ke Kabupaten Aceh Utara. Di sana, ia didampingi Musliana Ismail, istri Bupati Aceh Utara. Seperti di Aceh Timur, tujuan Marlina di Aceh Utara tetap sama, yakni mendata warga miskin yang belum memiliki rumah layak huni. Kali ini, ia melakukan pendataan di Kecamatan Tanah Pasir.

Lokasi pertama yang dikunjungi adalah rumah Marliah di Gampong Pande, seorang janda berusia 38 tahun yang hidup bersama dua anaknya dalam kondisi sangat memprihatinkan. Rumah kecil mereka hanya berdinding anyaman bambu yang sudah lapuk, berlantaikan tanah, dan beratapkan rumbia yang hampir roboh. Luasnya pun hanya sekitar 12 meter persegi.

Baca Juga:  Pamatwil OMP Seulawah Pastikan Kotak Suara di KIP Aceh Tamiang Dijaga Ketat Aparat Kepolisian

Melihat kondisi tersebut, Marlina tertegun. Matanya berkaca-kaca, terenyuh menyaksikan kenyataan yang dihadapi Marliah dan anak-anaknya. Ia berjanji akan berupaya memperjuangkan agar Marliah mendapatkan bantuan rumah layak huni.

Sebagai bentuk kepedulian langsung, Marlina menyerahkan paket Ramadhan berisi kebutuhan dapur kepada Marliah. Bantuan serupa juga diberikan kepada tetangga Marliah dan beberapa warga lain yang ditemuinya di sepanjang perjalanan.

Dari rumah Marliah, Marlina melanjutkan perjalanan ke rumah Suhardi di desa yang sama. Pria berusia 48 tahun itu tinggal bersama keluarganya dalam rumah berdinding anyaman bambu yang sudah lapuk, dengan atap rumbia yang nyaris tidak bisa lagi melindungi dari hujan deras maupun angin kencang. Kondisi tempat tinggalnya tidak jauh berbeda dengan rumah Marliah.

Lokasi selanjutnya adalah rumah Syadali, pria kelahiran 1978 yang sehari-hari bekerja sebagai pandai besi. Rumahnya pun berkonstruksi anyaman bambu reot, dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.

Kepada mereka, Marlina menyampaikan niatnya untuk memperjuangkan pengajuan bantuan rumah layak huni.

“Saya ingin mendata dulu dan akan berusaha agar bantuan ini bisa terealisasi. Semoga doa kita semua dikabulkan,” kata Marlina.

Selain mendata kondisi rumah mereka, Marlina juga menyerahkan paket Ramadhan kepada keluarga-keluarga tersebut sebagai bentuk kepedulian dan dukungan terhadap mereka yang sedang berjuang dalam keterbatasan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *